Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarum Foundation Hijaukan Candi Muaro Jambi, Libatkan 200 Mahasiswa

Kompas.com - 23/08/2023, 21:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) kembali melaksanakan gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling).

Kali ini, Siap Darling dilaksanakan di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Dalam aksi kali ini, BLDF menggaet 200 orang mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Provinsi Jambi untuk menanam sebanyak 11.920 pohon dan semak di KCBN Candi Muaro Jambi.

Penanaman tersebut dilaksanakan di empat candi dalam KCBN Candi Muaro Jambi, yakni Candi Kedaton, Candi Gumpung, Candi Tinggi I, dan Candi Tinggi II, Rabu (23/8/2023).

Program Director BLDF F.X. Supanji menjelaskan, ada kriteria khusus tanaman yang dipilih untuk aksi Siap Darling yang pertama kali dilaksanakan di Pulau Sumatera tersebut. Contoh pohon yang ditanam adalah pacar cina.

"Ada seleksi, yang akarnya tidak merusak, karena struktur candi sangat-sangat teratur. Jangan sampai kalau akarnya liar dan menyongkel situs," jelas Supanji menjawab Kompas.com.

Lanjutnya, gerakan Siap Darling yang sudah dimulai sejak tahun 2019 tersebut bisa menjadi langkah untuk menciptakan ekosistem lingkungan berkelanjutan, khususnya di kawasan cagar budaya.

Baca juga: Akhir 2024, Pelesir ke Candi Muara Takus Bisa Lewat Tol Lingkar Pekanbaru

"BLDF mengajak generasi muda khususnya mahasiswa untuk melakukan langkah nyata agar lebih peduli terhadap lingkungan. Diharapkan hal ini dapat menumbuhkan rasa memiliki dan bangga serta partisipasi aktif dalam menghijaukan situs-situs sejarah bangsa Indonesia," imbuh Supanji.

Setelah penanaman, BLDF akan melakukan monitoring selama 3-6 bulan untuk memastikan tanaman tumbuh dan beradaptasi dengan baik.

Kemudian untuk perawatan berkelanjutannya akan diberikan kepada pihak pengelola candi, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Provinsi Jambi dan Bangka Belitung Agus Widiatmoko mengatakan bahwa kawasan candi membutuhkan iklim mikro yang bisa diciptakan lewat penghijauan.

"Bata-bata candi juga butuh iklim itu, jadi di mana nanti tanaman semaknya juga ditanam di beberapa titik supaya bangunan candi tidak terus menerus terpapar oleh sinar matahari," ucap Agus menjawab Kompas.com.

Dirinya juga mengaku memiliki andil dalam seleksi pohon dan semak yang akan ditanam di situs sejarah tersebut, yaitu memastikan tanamannya adalah endemik dan wangi.

"Tanaman wangi itu seperti kemunir, melati, cempaka. Itu penting supaya enggak hanya menciptakan keteduhan oksigen, jadi ketika orang masuk ke kawasan candi bisa recharge," tambah Agus.

Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Provinsi Jambi Al Haris yang mengapresiasi inisiasi program Siap Darling.

Selain sebagai langkah penghijauan, Siap Darling turut andil dalam memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang pentingnya peduli lingkungan.

"Mudah-mudahan dengan adanya acara ini semakin kita mengeksplor candi ini dan ke depannya tentu akan menjadikan ini warisan dunia," tutur Haris.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau