JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai bentuk advokasi dari inisiatif penerapan Environment, Social, and Governance (ESG), AIA Group mengambil keputusan yang tegas untuk mempromosikan keberlanjutan.
Sejak 2021, AIA Group telah mendivestasikan seluruh portofolio ekuitas yang dikelola langsung, dan paparan atas investasi fixed-income pada bisnis pertambangan batu bara maupun pembangkit listrik tenaga batu bara, dan target ini telah dicapai tujuh tahun lebih cepat dari rencana.
Di Indonesia, pada tahun yang sama, Perusahaan melalui PT AIA Finansial (AIA Indonesia) juga telah mendivestasikan portofolio Non-PAYDI dari pertambangan batu bara dan pembangkit listrik.
"Kami terus berkomitmen untuk terus memfokuskan investasi di sektor ramah lingkungan dan memiliki dampak baik bagi alam dan kehidupan sosial masyarakat," ujar Chief Marketing Officer AIA Indonesia Kathryn Parapak dalam rilis, Jumat (25/8/2023).
Baca juga: Terapkan ESG, Sektor Pertambangan Diharapkan Wujudkan Operasional Berkelanjutan
Kathryn juga mengatakan, sebagai bentuk komitmen di Indonesia, AIA mengintegrasikan strategi ESG dengan melibatkan nasabah.
“Sebagai ahap awal, kami menggelar kegiatan penanaman pohon yang akan dilakukan selama satu tahun ke depan di lima provinsi di Indonesia dan diharapkan tidak hanya memberikan kontribusi terhadap lingkungan tetapi juga masyarakat," cetus Kathryn.
Keputusan untuk melakukan divestasi batu bara merupakan bagian dari komitmen AIA Group dan AIA Indonesia untuk mendukung tercapainya emisi Net Zero Emission atau Gas Rumah Kaca (GRK) pada 2050.
Selain itu, AIA Group juga berkomitmen pada Science Based Targets (SBTi), sebuah badan global yang memungkinkan perusahaan untuk secara serius menetapkan target pengurangan emisi, disesuaikan dengan perkembangan sains terkini.
Populasi masyarakat Asia yang besar berkontribusi pada peningkatan emisi GRK secara global, sehingga membuat kawasan ini, termasuk Indonesia, berada di garis depan dalam menghadapi tantangan iklim.
Baca juga: 13 Perusahaan Sabet Penghargaan ESG Award 2023 dari KEHATI
Sebagai perusahaan asuransi jiwa, AIA Group menyadari perannya sebagai entitas perusahaan dengan skala, sumber daya, dan pengaruh yang mampu membawa perubahan.
Dengan membawa semangat tersebut, Perusahaan berkomitmen untuk menjadi penggerak perubahan positif, dan hal ini dimulai dari inisiatif internal yang selanjutnya akan diperluas ke lingkungan eksternal.
Menurut WHO, terdapat lima faktor utama dan lima penyakit tidak menular (non-communicable diseases) yang menyebabkan 74 persen kematian di dunia.
Dari lima faktor tersebut, salah satu penyebab terbaru merupakan polusi udara dan kesehatan lingkungan.
Presiden Direktur AIA Indonesia Sainthan Satyamoorthy menuturkan, penyakit tidak menular sekarang bukan lagi menjadi isu kesehatan saja, tetapi menjadi diskusi penting di sektor lain di tingkat dunia.
Baca juga: Penelitian: Co-firing Bukan Solusi Efektif Pangkas Emisi dan Polusi PLTU Batu Bara
Sebagai perusahaan asuransi jiwa, Perusahaan memiliki peran dalam memastikan seluruh ekosistem dan investasi yang dikembangkan, dapat melindungi dan mencegah risiko kesehatan baru, termasuk dari sisi lingkungan.
"Melalui AIA Sehat Untuk Negeri, kami mengekspresikan komitmen, baik untuk Indonesia, maupun untuk mencapai ambisi bersama AIA Group, mencapai Net Zero pada 2050," ujar Sainthan.
Melalui AIA Sehat Untuk Negeri, AIA Indonesia berfokus pada penerapan lima pilar ESG AIA Group, yaitu Health and Wellness, Sustainable Operations, People and Culture, Sustainable Investment, dan Effective Governance.
Fasilitas Clean Air Zone
Melihat kondisi Jakarta saat ini, Sainthan mengungkapkan langkah proaktif perusahaan dalam meningkatkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terkait isu kualitas udara.
Perusahaan mengamati kondisi udara yang tidak sehat di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Jakarta. Perusahaan sangat bersemangat untuk mengimplementasikan inisiatif Clean Air Zone di kantor AIA, yang merupakan proyek percontohan hasil kolaborasi antara AIA Vitality dengan NAFAS Indonesia.
Baca juga: 10 Provinsi Paling Terdampak Emisi PLTU Batu Bara, Jawa Barat Tertinggi
"Inisiatif ini bukan sekadar memperkenalkan udara bersih; tetapi juga selaras dengan sasaran ESG kami pada pilar People and Culture, terutama berkaitan dengan kesehatan karyawan kami," jelas Sainthan.
Melalui AIA Sehat Untuk Negeri: ESG Day, AIA menggambarkan pesan keberlanjutan, sekaligus menekankan pentingnya mengambil aksi dalam pelestarian lingkungan yang disajikan secara kreatif.
Kathryn menambahkan, inisiatif yang baik harus dimulai dari rumah, dalam hal ini dari internal perusahaan.
"Inisiatif AIA Sehat Untuk Negeri: ESG Day secara khusus bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan urgensi pada karyawan kami akan perlunya menciptakan lingkungan dan sosial yang lebih baik bagi semua orang," imbuh Kathryn.
Di sisi lain, nilai keberlanjutan sudah menjadi dasar dari berbagai program dan inisiatif AIA untuk nasabah sejak lama. Seperti melalui AIA Vitality yang mendorong nasabah untuk aktif bergerak dan mengadopsi gaya hidup sehat.
AIA Vitality merupakan program health and wellness yang telah berhasil membantu nasabah memiliki hidup yang lebih sehat dengan 73 persen anggota melaporkan kadar glukosa yang lebih baik, 63 persen melaporkan tekanan darahnya normal, dan 33 persen melaporkan kadar kolesterol yang lebih baik.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya