KOMPAS.com - Indonesia bertekad untuk menjaga ketahanan pasokan energi selagi berupaya beralih ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Ketahanan energi dinilai penting dalam rangka mencapai sejumlah target Sustainable Development Goals (SDGs).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Sumber Daya Energi Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas Nizhar Marizi di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Selasa (7/11/2023), sebagaimana dulansir Antara.
Baca juga: Hanya 15 Persen Target SDGs Sesuai Jalur, Ada Orang Tak Rasakan Manfaat Pembangunan
Kebijakan transisi energi diarahkan untuk mewujudkan netralitas karbon atau net zero emissions (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
Nizhar menyampaikan, kebijakan transisi tidak hanya mengenai bagaimana beralih menuju energi yang bersih, tetapi juga bagaimana mewujudkan transisi dan penyediaan energi yang berkeadilan, inklusif, dan berkelanjutan.
"Sementara kebijakan ketahanan energi dilaksanakan melalui diversifikasi energi dan konservasi untuk meningkatkan ketahanan pasokan energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," kata Nizhar dalam "SDGs Annual Conference (SAC) 2023".
Upaya mengembangkan energi berkelanjutan dan ramah lingkungan merupakan salah satu elemen untuk mendukung pencapaian SDGs di tanah air.
Baca juga: 10 Negara dengan Skor Pencapaian SDGs Tertinggi 2023
"SDGs Annual Conference (SAC) 2023" mengangkat tema "Air, Energi, dan Pertanian Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan".
Nizhar menyampaikan, keterkaitan antara pangan, energi, dan pertanian menjadi salah satu upaya prioritas dalam pembangunan Indonesia dalam 20 tahun ke depan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, memuat strategi besar untuk delapan agenda pembangunan yang dijabarkan dalam 17 tujuan pembangunan dan 45 indikator utama.
Dari tujuan tersebut, transisi dan ketahanan energi menjadi dua fokus kunci pelaksanaan agenda pembangunan RPJPN 2025-2045.
Baca juga: Percepat Pencapaian SDGs, Badan Penasihat PBB Kaji Penggunaan AI
Untuk menuju ketahanan pangan berkelanjutan, energi memiliki peran penting dalam proses produksi, distribusi, hingga pengolahan hasil pangan dan pertanian.
Karena itu, pelaksanaan transisi energi harus dilakukan dengan tetap memperhatikan dan memenuhi kebutuhan energi domestik, termasuk mendukung kemandirian pangan dan pertanian berkelanjutan.
"Ketahanan pangan adalah salah satu modal dasar bagi kita untuk membangun sumber daya yang tangguh dan kompeten," ungkap Nizhar.
Sedangkan di sektor pangan dan pertanian, pemanfaatan energi terbarukan dan perkembangan teknologi harus dimanfaatkan untuk mencari solusi terhadap keterbatasan yang dihadapi.
Baca juga: Indonesia Peringkat 4 Pencapaian SDGs Kawasan Asia Tenggara 2023
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya