KOMPAS.com – Di tengah jalan progres Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menuju 2030 mendatang, hanya 15 persen indikator yang sesuai jalurnya.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan PBB di Indonesia Valerie Juliand dalam pembukaan “SDGs Annual Conference 2023” yang digelar oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Yogyakarta pada Senin (6/11/2023).
Dia menyampaikan, bahkan di kawasan Asia Pasifik, di mana Indonesia masuk di dalamnya, capainnya lebih rendah lagi yakni hanya 14 persen indikator SDGs yang sesuai jalurnya.
Baca juga: 10 Negara dengan Skor Pencapaian SDGs Tertinggi 2023
Juliand menuturkan, rendahnya pencapaian SDGs tersebut merupakan fakta yang menyedihkan.
“Di balik angka-angka itu, ada orang-orang yang tertinggal. Ada masyarakat yang tidak merasakan manfaat dari pembangunan tersebut,” ujar Juliand.
Padahal, kata Juliand, orang-orang tersebut menaruh harapan dan mengandalkan pemerintah serta komunitas internasional.
“Mereka (juga) mengandalkan sektor swasta untuk melakukan segala upaya agar kehidupan mereka bisa menjadi bermartabat. Artinya, kita perlu melipatgandakan upaya kita jika kita benar-benar ingin mencapai kemajuan,” ucap Juliand.
Baca juga: Percepat Pencapaian SDGs, Badan Penasihat PBB Kaji Penggunaan AI
Di antara berbagai tujuan dan indikator SDGs, pembahasan mengenai ketahanan pangan, energi, dan air merupakan beberapa contoh fokus yang harus ditekankan.
“Karena dengan meningkatnya populasi dan juga meningkatnya urbanisasi, topik-topik ini sangat penting bagi pembangunan jika kita mempertimbangkan pertanian saja,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan, menurut pernyataan Sekretaris Jenderal PBB, ada 50 persen capaian SDGs yang keluar jalur.
Selain itu, 30 persen indikator capaiannya lebih rendah dibandingkan 2015, tahun di mana SDGs dideklarasikan.
Baca juga: Indonesia Peringkat 4 Pencapaian SDGs Kawasan Asia Tenggara 2023
Estimasi kesenjangan pendanaan SDGs global diperkirakan mencapai 3,9 triliun dollar AS.
Di satu sisi, Suharso menuturkan capaian indikator Indonesia mencapai 62 persen.
“Indonesia dianggap paling progresif dalam pencapaian SDGs pada kategori negara dengan pendapatan menengah ke atas,” kata Suharso dalam kesempatan yang sama.
Dia mengakui, masih banyak tantangan yang harus diselesaikan untuk memaksimalkan capaian SDGs, baik dari segi sosial, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola.
Baca juga: Percepat SDGs Global, PBB Bentuk Kelompok Penasihat
Di tengah berbagai tantangan tersebut, dunia juga menghadapi tripel krisis planet atau triple planetary crisis.
Ketiga krisis tersebut meliputi perubahan iklim, meningkatnya polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati.
"Ketahanan pangan energi dan air saling terkait satu dengan yang lain," tuturnya.
Baca juga: Rapor SDGs Indonesia 2023: Skor Naik Tipis, Peringkat 75 dari 166 Negara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya