Produsen terbesar OPEC, Arab Saudi, bersama dengan Rusia dan negara-negara lain, berpendapat bahwa fokus COP28 harus pada pengurangan emisi, bukan menargetkan energi fosil.
Baca juga: Sangat Menghancurkan Jiwa, Keterwakilan Perempuan di COP28 Kurang 10 Persen
Di sisi lain, utusan iklim China Xie Zhenhua pada Sabtu (9/12/2023) menyampaikan, COP28 hanya dapat dianggap sukses jika mencakup kesepakatan mengenai bahan bakar fosil.
Akan tetapi, dia tidak mengatakan apakah Beijing akan mendukung kesepakatan “penghentian” bahan bakar fosil.
“Posisi mengenai masalah ini saat ini sangat antagonis, dan Tiongkok sedang berusaha menemukan solusi yang dapat diterima semua pihak dan dapat menyelesaikan masalah tersebut,” tutur Xie.
Dia bahkan menggambarkan COP28 sebagai pertemuan puncak iklim yang paling sulit dalam kariernya.
Utusan Khusus AS untuk Perubahan Iklim John Kerry bertemu dengan Xie di Paviliun China selama 45 menit pada Minggu. Kerry tidak mengatakan bahasan pembicaraannya kepada wartawan.
Baca juga: COP28: Dana Kerugian dan Kerusakan Terkumpul 700 Juta Dollar AS, tapi Belum Cukup
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya