Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahukah Anda? Gajah Afrika Berperan Penting Lawan Perubahan Iklim

Kompas.com - 25/12/2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Selain memiliki peran yang besar terhadap kehidupan di hutan, gajah afrika ternyata memiliki peran yang sangat penting dalam membantu melawan perubahan iklim.

Gajah di Afrika membantu upaya perlawanan perubahan iklim dengan berkontribusi signifikan terhadap penangkapan karbon secara alami.

Bagaimana penjelasannya?

Baca juga: Kekeringan Parah, Puluhan Gajah di Zimbabwe Mati Kehausan

Peran gajah melawan perubahan iklim

Dilansir dari situs web International Monetary Fund (IMF) saat gajah hutan Afrika melintasi hutan dan mencari makan, mereka membantu "seleksi alam" pohon dan tanaman muda yang bersaing untuk mendapatkan ruang, air, dan cahaya.

Mekanismenya adalah, gerombolan gajah menginjak beberapa pohon serta tanaman atau menjadikannya sebagai makanan.

Gajah berukuran besar memiliki nafsu makan yang besar pula. Ini berarti, semakin banyak atau semakin besar ukuran gajah, mereka dapat mengurangi kerapatan vegetasi secara drastis di sepanjang jalur mereka.

Pohon dan tanaman yang tidak dijamah oleh gajah menjadi utuh serta memiliki keunggulan yang sangat besar dibandingkan pohon-pohon lain di hutan.

Pohon dan tanaman tersebut memiliki akses yang jauh lebih baik terhadap air dan cahaya, berkat penipisan vegetasi di sekitar mereka akibat aktivitas gajah.

Baca juga: 50 Tahun SMBR, Peluncuran Buku Sang Tiga Gajah dan Komitmen SDGs

Ini berarti, pohon dan tanaman tersebut mampu tumbuh lebih tinggi dan lebih besar karena tidak bersaing dengan lainnya.

Oleh karena itu, di mana pun gajah hutan berkeliaran, mereka justru mendorong pertumbuhan pohon dan tanaman menjadi lebih besar dan tinggi.

Bila pohon dan tanaman menjadi lebih besar dan tinggi, kemampuan untuk menyimpan dan menyerap karbon menjadi semakin kuat.

Peningkatan penyimpanan karbon yang disebabkan oleh aktivitas gajah tersebut sangatlah besar dan juga bernilai.

Karena pentingnya peran serta aktivitas mereka, tak berlebihan bila gajah diberi gelar sebagai "insinyur lingkungan alami".

Baca juga: Anak Gajah Betina Lahir Selamat di Wilayah Konservasi Aceh

Ancaman menghantui gajah

Sayangnya, para gajah afrika menghadapi ancaman yang sangat nyata: perburuan liar dan penggundulan hutan.

Kedua faktor tersebut membuat para gajah di ambang kepunahan.

Sekitar 1,1 juta ekor pernah hidup di hutan Afrika tengah, namun penggundulan hutan dan perburuan liar telah mengurangi populasi gajah hingga tinggal sepersepuluh dari jumlah sebelumnya.

Mereka kemungkinan besar akan mengalami kepunahan jika tidak ada tindakan nyata yang diambil.

Baca juga: Populasi Gajah Sumatera di Bengkulu Terancam Tambang Batu Bara

Para ahli biologi memperkirakan, jika populasi gajah afrika kembali ke ukuran semula dan wilayah jelajahnya kembali seperti semula, maka penangkapan karbon akan meningkat sebesar 13 metrik ton (1 metrik ton = 1.000 kilogram) per hektare.

Karena wilayah jelajah gajah hutan Afrika dulunya adalah 2,2 juta kilometer persegi, dan gajah hutan kini berjumlah sekitar 9 persen dari populasi sebelum perburuan liar, penangkapan karbon dari pemulihan gajah-gajah ini setara dengan lebih dari 6.000 metrik ton karbon dioksida per kilometer persegi.

Jumlah tersebut sama dengan jumlah karbon dioksida yang ditangkap oleh lebih dari seperempat juta pohon, atau 14 kali lipat jumlah karbon dioksida yang ditangkap oleh pepohonan di Central Park Kota New York, AS.

Baca juga: Berapa Banyak Makanan yang Dimakan Gajah?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau