KOMPAS.com – Puluhan gajah di Taman Nasional Hwange, Zimbabwe, mati kehausan karena kekeringan yang disebabkan oleh pemanasan global dan El Nino.
Taman Nasional Hwange tidak dialiri sungai besar. Sumur bor dengan pompa bertenaga surya menjadi satu-satunya sumber bagi hewan ketika air di permukaan mengering.
Ahli ekologi utama di Taman Nasional Hwange Daphine Madhlamoto mengatakan, pihaknya mengandal sumur bor karena air permukaan telah berkurang drastis.
Baca juga: 50 Tahun SMBR, Peluncuran Buku Sang Tiga Gajah dan Komitmen SDGs
“Karena gajah bergantung pada air, kami mencatat lebih banyak kematian,” kata Madhlamoto, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (8/12/2023).
Populasi gajah di Hwange berjumlah 45.000 ekor, dan seekor gajah dewasa membutuhkan 200 liter air setiap harinya.
Namun dengan berkurangnya sumber air, pompa bertenaga surya di 104 sumur bor belum mampu menyedot air dalam jumlah yang cukup.
Reuters melaporkan, puluhan bangkai gajah tergeletak di dekat sumber air Taman Nasional Hwange.
Baca juga: Anak Gajah Betina Lahir Selamat di Wilayah Konservasi Aceh
Petugas taman nasional mengatakan, gajah-gajah lain mati di semak-semak dan menjadi mangsa bagi singa dan burung nasar.
“Taman ini telah menyaksikan dampak perubahan iklim. Hujan yang kita terima semakin sedikit,” kata Madhlamoto.
Musim hujan di Zimbabwe biasanya berlangsung dari November hingga Maret, namun jarang turun hujan sepanjang tahun ini.
Baca juga: Populasi Gajah Sumatera di Bengkulu Terancam Tambang Batu Bara
Kekeringan diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2024, menurut Badan Meteorologi Zimbabwe.
Hewan-hewan terpaksa berjalan jauh untuk mencari air dan makanan, dan beberapa kawanan gajah telah menyeberang ke negara tetangga, Botswana.
Kelompok konservasi berupaya menyediakan air tambahan dengan membersihkan lubang-lubang air dan memompa lebih banyak air di sumur untuk membantu mengatasi krisis ini.
Baca juga: Video Viral Gajah Sumatera Menyeberang di Jalan Tol Pekanbaru-Dumai
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya