Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laju Deforestasi di Indonesia Terbesar Keempat di Dunia

Kompas.com - 19/01/2024, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia, Brasil, dan Kongo adalah tiga negara pemilik hutan tropis terbesar di dunia. Seluas 52 persen hutan hujan tropis dunia berada di ketiga negara ini.

Berdasarkan data World Resources Institute, Brasil memiliki hutan hujan tropis seluas 315,4 juta hektar. Sekitar 80 persen berada di di wilayah Amazon. Sementara Kongo seluas 98,8 juta hektar dan Indonesia 83,8 juta hektar.

Sejak 2000, ketiga negara ini kehilangan luas hutan hingga jutaan hektar setiap tahun. Penebangan hutan untuk menghasilkan komoditas menjadi alasan utama.

Penebangan ini biasa dilakukan untuk industri, pertambangan, perkebunan, dan peternakan. Secara umum, laju deforestasi yang paling luas secara berurut: Brasil, Kongo, Bolivia, kemudian Indonesia.

Baca juga: Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kupang, 750 Pohon Produktif Ditanam

Laporan bersama Indonesia, Brasil, dan Kongo bekerjasama dengan lembaga Earth Insight menyimpulkan bahwa kerusakan hutan dunia didominasi oleh eksplorasi bahan bakar fosil, pertambangan, dan ekspansi industri.

Direktur Eksekutif Auriga Nusantara Timer Manurung mengatakan, lahan hutan primer Indonesia tercatat berkurang 270 ribu hektar pada 2020, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 323,6 ribu hektar.

Berdasarkan analisis Auriga Nusantara, dari 83,8 juta hektar hutan alam di Indonesia saat ini hanya 16,2 juta hektar (19,4 persen) yang dilindungi secara hukum dan berada dalam kawasan konservasi.

Hampir 23 juta hektar hutan diberikan untuk konsesi ekstraktif termasuk 7.3 juta hektar (8,7 persen) untuk konsesi konversi hutan (perkebunan kayu, kelapa sawit dan pertambangan) dan 15,6 juta hektar (18,6 persen) untuk konsesi penebangan pohon yang menurunkan kualitas hutan hutan.

"Sebagian besar hutan alam (44,7 juta hektar atau 53,4 persen) merupakan hutan alam rentan untuk diberikan konsesi ekstraktif oleh pemerintah,” ungkap Timer di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Baca juga: Realisasi Ekspor Produk Hasil Hutan 128,5 Persen dari Target

Timer menambahkan, hampir setengah dari konsesi nikel (untuk kendaraan listrik) di Indonesia tumpang tindih dengan hutan alam.

Pada 2021, Indonesia, Brasil dan Kongo mulai menjalin kerja sama trilateral, antara lain tentang pengurangan deforestasi, manajemen pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dan perhutanan sosial dan pengelolaan hutan berbasis masyarakat.

Kemudian pengelolaan dana iklim, administrasi pertanahan berkelanjutan, keanekaragaman hayati dan bioprospeksi, serta rehabilitasi dan konservasi mangrove.

Ketiga negara itu membentuk aliansi Forest Power for Climate Action di mana mereka akan memimpin negara-negara tropis lain di regional mereka, Indonesia untuk Asia Tenggara, dalam mempengaruhi negosiasi iklim.

Indonesia, Brasil dan Kongo bisa jadi poros dunia menghadapi ancaman emisi gas rumah kaca yang berujung pada pemanasan global dan perubahan iklim ekstrim bagi seluruh bumi.

“Indonesia, Brasil dan Kongo bersama-sama bisa mengontrol dan mengatur harga karbon di pasar karbon dunia,” tuntas Timer.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
300 Hektare Kebun Sawit Ilegal di TN Tesso Nilo Rata dengan Tanah
Pemerintah
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pasar Teluk Gong Sulap Limbah Jadi Kompos hingga Jual Kemasan Bekas
Pemerintah
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Australia Gelontorkan Pendanaan Iklim di Sektor EBT hingga Transportasi RI
Pemerintah
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Di Balik Larangan Ekspor Pasir Laut
Pemerintah
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
4 Perusahaan Terancam Pidana karena Tambang Ilegal di Gunung Karang
Pemerintah
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Pemerintah
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
LSM/Figur
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Pemerintah
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Pemerintah
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
LSM/Figur
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Pemerintah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
LSM/Figur
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Pemerintah
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
Pemerintah
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau