Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyamuk Muncul di Islandia, Tanda Nyata Dampak Perubahan Iklim

Kompas.com, 24 Oktober 2025, 14:31 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Euronews

KOMPAS.com - Islandia merupakan salah satu dari sedikit tempat di dunia yang tidak memiliki populasi nyamuk karena iklimnya yang tidak bersahabat dan kurangnya air yang tergenang.

Satu-satunya tempat bebas nyamuk lainnya adalah Antartika. Namun, pecinta serangga Bjorn Hjatason meyakini telah menemukan tiga ekor nyamuk di lembah gletser Kjós, dekat Reykjavik, saat ia menggunakan tali yang direndam anggur, yang biasanya digunakan untuk mengamati ngengat.

Perubahan iklim menghangatkan negara tersebut empat kali lebih cepat daripada wilayah belahan bumi utara lainnya, mengakibatkan pencairan gletser yang belum pernah terjadi sebelumnya dan gelombang panas yang sering terjadi.

Baca juga: Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh

Pada bulan Mei tahun ini, Islandia mencatat hari terpanasnya, dengan suhu mencapai 26,6 derajat C, sementara beberapa wilayah juga mengalami suhu lebih dari 10 derajat C di atas rata-rata selama musim semi.

Pemanasan yang cepat ini dikhawatirkan membuat nyamuk bertahan hidup di Islandia, menyebar di rawa dan kolam-kolam.

Melansir Euro News, Rabu (22/10/2025) pada 16 Oktober, Hjatason membagikan penemuannya di halaman media sosial lokal dan menggambarkan serangga yang ia tangkap sebagai lalat aneh.

Hjatason mengirim ketiga nyamuk tersebut ke Institut Ilmu Pengetahuan Alam Islandia, di mana ahli entomologi Matthías Alfreðsson mengidentifikasi mereka sebagai dua nyamuk betina dan satu nyamuk jantan Culiseta annulata.

Jenis nyamuk ini lebih tahan dingin daripada yang lain dan dapat ditemukan di iklim yang keras seperti Siberia.

Alfreðsso mengatakan spesies ini sering mencari perlindungan di area dalam ruangan seperti lumbung untuk menahan kondisi musim dingin yang keras.

Ahli entomologi tersebut tidak yakin apakah perubahan iklim dapat disalahkan sepenuhnya atas kedatangan nyamuk, tetapi ia memperingatkan peningkatan suhu kemungkinan akan meningkatkan potensi bagi spesies nyamuk lain untuk menetap di Islandia, jika mereka tiba.

Ada kemungkinan juga serangga-serangga tersebut datang dari negara lain melalui kapal atau kontainer.

Baca juga: Cuaca Panas Picu Peningkatan Penyakit yang Ditularkan Nyamuk

Kejadian penemuan nyamuk di Islandia bukanlah yang pertama kali. Beberapa tahun sebelumnya, seekor nyamuk namun dari spesies yang berbeda pernah ditemukan di dalam pesawat terbang di bandara utama Islandia, Bandara Internasional Keflavík.

Meskipun pernah ditemukan di dalam pesawat, nyamuk belum pernah terlihat hidup atau berkembang biak di alam bebas di Islandia hingga penemuan yang baru dilaporkan bulan ini.

Pemantauan lebih lanjut kini diperlukan untuk memastikan apakah spesies nyamuk tersebut telah benar-benar berkembang biak di Islandia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Pemerintah
Nestapa Gajah Sumatera
Nestapa Gajah Sumatera
Pemerintah
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Pemerintah
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Swasta
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
LSM/Figur
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Pemerintah
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
Cegah Deforestasi, Koalisi LSM Rilis Panduan Baru untuk Perusahaan
LSM/Figur
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
Dukung Pembelajaran Anak Disabilitas, Wenny Yosselina Kembangkan Buku Visual Inklusif
LSM/Figur
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Kemendukbangga: Program MBG Bantu Cegah Stunting pada Anak
Pemerintah
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
Mengapa Anggaran Perlindungan Anak Harus Ditambah? Ini Penjelasannya
LSM/Figur
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Banjir di Sumatera, Kemenhut Beberkan Masifnya Alih Fungsi Lahan
Pemerintah
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau