Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DBS Ungkap 5 Tren yang Akan Bentuk Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan

Kompas.com, 24 Oktober 2025, 13:37 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Dunia keuangan berubah cepat. Krisis iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan ketimpangan sosial mendorong sektor keuangan beradaptasi.

Pembiayaan berkelanjutan kini bukan sekadar menyalurkan dana ke proyek hijau, tetapi memastikan setiap investasi mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Chief Sustainability Officer DBS Bank, Helge Muenkel, dalam pernyataannya pada Jumat (24/10/2025) menyebut lima tren yang membentuk arah baru pembiayaan berkelanjutan:

Transition Finance: Jembatan antara Pertumbuhan dan Keberlanjutan

Transition finance membantu sektor yang belum sepenuhnya hijau beralih menuju emisi rendah, termasuk industri energi, manufaktur, dan pertanian. Pendekatan ini penting bagi negara berkembang seperti Indonesia yang masih bergantung pada energi fosil, karena memungkinkan pembangunan tetap berjalan sambil menurunkan emisi.

Inovasi Keuangan untuk Transformasi Iklim

Transisi menuju net zero memerlukan instrumen baru seperti carbon credit dan transition credit. DBS bersama Temasek, Singapore Exchange, dan Standard Chartered mendirikan Climate Impact X (CIX) untuk membangun pasar karbon global yang kredibel. Inovasi ini mengaitkan kinerja iklim dengan nilai ekonomi, menyalurkan modal ke proyek berdampak nyata.

Baca juga: Wamen LH: Banyak Janji Pendanaan Iklim dari Negara Maju Tanpa Realisasi

Keberlanjutan Sebagai Strategi Bisnis

Perusahaan yang menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) terbukti lebih tangguh menghadapi volatilitas global. Menurut Helge, keberlanjutan bukan beban moral, tapi strategi bisnis cerdas yang memperkuat daya saing jangka panjang.

Melindungi Alam, Melindungi Ekonomi

Lebih dari 55 persen PDB global bergantung pada alam. Indonesia, dengan 20 persen hutan mangrove dunia, memiliki potensi besar melalui Nature-Based Solutions (NBS) seperti restorasi mangrove dan rehabilitasi gambut. Investasi di sektor ini tidak hanya menurunkan emisi, tapi juga menjaga ekonomi pesisir dari bencana.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Transisi Hijau

Transisi hijau tak bisa dicapai sendiri. Bank DBS menjalankan model blended finance bersama ADB dan IFC untuk membiayai penyediaan air bersih bagi jutaan warga di Jabodetabek, contoh nyata kemitraan publik-swasta yang mempercepat pembiayaan berkelanjutan.

Transformasi keuangan global kini bergerak ke arah yang lebih inklusif dan bertanggung jawab. Dari inovasi hingga kolaborasi, pembiayaan berkelanjutan menjadi fondasi ekonomi baru, bukan hanya untuk tumbuh, tetapi untuk bertahan.

Helge menekankan, "Pembiayaan berkelanjutan bukan lagi sekadar tren, tetapi kebutuhan mendesak untuk menjaga ketahanan bisnis jangka panjang dan stabilitas ekonomi."

"Kita perlu mengubah cara pandang terhadap kemajuan, dari sekadar mengejar pertumbuhan jangka pendek menjadi menciptakan kesejahteraan jangka panjang bagi manusia dan alam," imbuhnya.

Baca juga: RI Usulkan Pendanaan Iklim Rp 1,4 T ke GCF untuk Pangkas Emisi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau