Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Data Kesehatan Memprihatinkan ke Budaya Hidup Sehat, Begini Transformasi PLN UID Banten lewat Program GELORA

Kompas.com, 24 Oktober 2025, 19:47 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Tak banyak yang menyangka, di balik kesibukan pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN yang mengelola sistem kelistrikan di Banten, tersimpan komitmen kuat untuk menjaga keseimbangan antara kinerja dan kesehatan.

Melalui program Gerak Kolaboratif UID Banten Jawara (GELORA), PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten berhasil membangun budaya hidup sehat dan lingkungan kerja yang berkelanjutan. Inisiatif ini bahkan mengantarkan perusahaan meraih Lestari Award 2025 untuk kategori Good Health and Wellbeing.

Penghargaan tersebut menjadi bukti nyata bahwa PLN UID Banten menempatkan kesehatan pegawai sebagai bagian integral dari strategi keberlanjutan.

“Program GELORA adalah bentuk nyata kepedulian PLN terhadap kesejahteraan pegawai. Kami percaya, pegawai yang sehat akan bekerja lebih optimal dan bahagia,” ujar Senior Manager Keuangan, Komunikasi, dan Umum PLN UID Banten, Rahmat Mulyana, saat ditemui di gelaran Lestari Award 2025, di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Berawal dari data yang mengkhawatirkan

Rahmat menceritakan, program GELORA lahir dari kepedulian terhadap kondisi kesehatan karyawan yang dinilai memprihatinkan.

Berdasarkan hasil medical check-up (MCU) 2024, dari total 757 pegawai PLN UID Banten, hanya 0,7 persen atau lima orang yang dinyatakan sehat tanpa catatan medis.

Baca juga: Langkah Hijau PLN, Sulap Tumpukan Sampah Jadi Energi Bersih

Sementara, sebanyak 91,8 persen sehat dengan catatan medis tertentu, dan 7,5 persen lainnya bahkan dinyatakan tidak sehat untuk bekerja.

Lebih jauh, biaya klaim kesehatan pegawai mencapai Rp 2,8 miliar per tahun dengan mayoritas berasal dari penyakit akibat gaya hidup tidak aktif, seperti hipertensi, obesitas, dan gangguan metabolik.

Padahal, menurut Rahmat, penyakit-penyakit tersebut sejatinya dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup sederhana, mulai dari rutin berolahraga hingga menjaga pola makan.

“Dari data MCU itu kami sadar, persoalan ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan pengobatan. Harus ada gerakan yang mengubah budaya kerja dan gaya hidup secara menyeluruh,” kata Rahmat.

Dari kesadaran itulah lahir program GELORA pada 2020. Inisiatif ini merupakan strategi kolaboratif yang menggabungkan aktivitas fisik, pemanfaatan teknologi, serta pendekatan berbasis komunitas.

Baca juga: Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api

Melalui program itu, PLN UID Banten mengajak seluruh pegawai untuk hidup lebih aktif dan sehat. Tidak sekadar anjuran, tetapi difasilitasi secara konkret, mulai dari penyediaan mini gym, lapangan bulu tangkis, hingga kegiatan olahraga bersama yang digelar setiap Jumat pagi.

“Setiap Jumat pagi, sejak pukul 06.30, kami rutin melakukan senam dan jalan sehat bersama. Ada juga klub olahraga, seperti bulu tangkis, basket, dan futsal. Aktivitas ini membangun kebersamaan dan semangat positif di lingkungan kerja,” tutur Rahmat.

Selain aktivitas fisik, PLN UID Banten juga menggandeng rumah sakit, seperti RS Mayapada, untuk menyelenggarakan sosialisasi kesehatan rutin setiap bulan. Tema yang dibahas beragam, mulai dari pengelolaan stres, deteksi dini penyakit jantung, hingga edukasi nutrisi seimbang.

Teknologi sebagai penggerak

Salah satu inovasi yang membedakan GELORA dari program serupa adalah penggunaan teknologi digital melalui aplikasi GerakPro. Aplikasi ini berfungsi layaknya Apple Health atau Google Fit, tetapi dirancang khusus untuk kebutuhan internal PLN.

Baca juga: Dukung Target NZE 2060, PLN Siap Tambah Kapasitas Energi Berbasis EBT

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
3 Skenario ATR/BPN Selesaikan Lahan Masyarakat Diklaim Kawasan Hutan
3 Skenario ATR/BPN Selesaikan Lahan Masyarakat Diklaim Kawasan Hutan
Pemerintah
Jakarta Punya Pusat Daur Ulang Sampah, Kapasitasnya hingga 10 Ton
Jakarta Punya Pusat Daur Ulang Sampah, Kapasitasnya hingga 10 Ton
Pemerintah
Perubahan Iklim Ancam Kesehatan Reproduksi di Asia
Perubahan Iklim Ancam Kesehatan Reproduksi di Asia
Pemerintah
IESR: Penghentian Insentif Kendaraan Listrik Bisa Hilangkan Manfaat Ekonomi hingga Rp 544 Triliun
IESR: Penghentian Insentif Kendaraan Listrik Bisa Hilangkan Manfaat Ekonomi hingga Rp 544 Triliun
LSM/Figur
BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia Seminggu ke Depan
BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia Seminggu ke Depan
Pemerintah
Hidrogen Berperan dalam Pemanasan Global Menurut Penelitian Terbaru
Hidrogen Berperan dalam Pemanasan Global Menurut Penelitian Terbaru
LSM/Figur
ESG Disebut Jadi Prioritas di Pasar Modal Indonesia, Bukan Sekadar Laporan Perusahaan
ESG Disebut Jadi Prioritas di Pasar Modal Indonesia, Bukan Sekadar Laporan Perusahaan
BUMN
Anomali Iklim di Indonesia Bikin Badai Tropis Makin Sering, Ini Penjelasan BRIN
Anomali Iklim di Indonesia Bikin Badai Tropis Makin Sering, Ini Penjelasan BRIN
Pemerintah
SDP Dorong Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasis ESG
SDP Dorong Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasis ESG
BrandzView
Program Desaku Maju–GERCEP Dorong Pembangunan Desa lewat Inovasi dan Design Thinking
Program Desaku Maju–GERCEP Dorong Pembangunan Desa lewat Inovasi dan Design Thinking
Pemerintah
Banjir di Sumatera Disebut Mirip Konflik Agraria, Akar Masalah Diabaikan
Banjir di Sumatera Disebut Mirip Konflik Agraria, Akar Masalah Diabaikan
Pemerintah
Lakukan Pengijauan, Nestlé Tanam 1.000 Pohon di Jawa Tengah
Lakukan Pengijauan, Nestlé Tanam 1.000 Pohon di Jawa Tengah
Swasta
Deforestasi Dinilai Perparah Banjir di Aceh, Risiko Sudah Dipetakan Sejak Lama
Deforestasi Dinilai Perparah Banjir di Aceh, Risiko Sudah Dipetakan Sejak Lama
LSM/Figur
Siswa SMA Sulap Limbah Cangkang Kepiting dan Udang Jadi Kemasan Ramah Lingkungan
Siswa SMA Sulap Limbah Cangkang Kepiting dan Udang Jadi Kemasan Ramah Lingkungan
LSM/Figur
Polusi Udara dari Kendaraan Diprediksi Picu 1,8 Juta Kematian Dini Pada 2060
Polusi Udara dari Kendaraan Diprediksi Picu 1,8 Juta Kematian Dini Pada 2060
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau