KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut anggaran untuk perubahan iklim di Indonesia masih rendah.
Dia menyampaikan, anggaran untuk krisis iklim di Indonesia jauh dibandingkan sektor-sektor lainnya.
Cak Imin menyampaikan hal tersebut dalam debat cawapres yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, pada Minggu (21/1/2024) malam.
Baca juga: Ketiga Cawapres Tak Kupas Dampak Perubahan Iklim terhadap Produksi Pangan
"Kita melihat krisis iklim tidak diatasi serius. Bahkan ditunjukkan anggarannya jauh di bawah sektor-sektor lainnya," kata Cak Imin.
Dia menilai, upaya mengatasi krisis iklim harus dimulai dengan etika pembangunan yang seimbang antara manusia dan alam.
"Pembangunan nasional harus beranjak pada keadilan iklim, keadilan ekologi, keadilan antargenerasi, keadilan agraria, dan keadilan sosial," tuturnya.
Cak Imin juga mengkritik rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang tidak menjawab akar masalah krisis iklim.
Baca juga: Waspadai Misinformasi Perubahan Iklim di YouTube, Pembuatnya Punya Strategi Baru
Dari pernyataan Cak Imin tersebut, apakah betul anggaran perubahan iklim Indonesia tergolong rendah?
Selama 2018 hingga 2022, pemerintah mengalokasikan anggaran perubahan iklim sebesar Rp 307,94 triliun.
Artinya, setiap tahun pemerintah mengalokasikan anggaran perubahan iklim rata-rata sebesar Rp 102,65 triliun per tahun.
Anggaran tersebut baru sebesar 4,3 persen dalam APBN, sebagaimana dikutip dari Laporan Anggaran Mitigasi Dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun 2018-2020.
Baca juga: Pengelola Mal Berharap Capres Terpilih Bisa Bikin Iklim Usaha yang Kondusif
Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, alokasi anggaran untuk iklim pada 2016-2021 terbagi untuk mitigasi 74 persen dan adaptasi 26 persen.mp.im/plus6
Di sisi lain, Menurut World Bank (2022), alokasi anggaran penanganan perubahan iklim dalam APBN masih relatif kecil.
Alokasi tersebut masik kecil dibandingkan dengan kebutuhan untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC).
Indonesia membutuhkan pendanaan rata-rata dalam setahun sebesar Rp 266,3 triliun sampai dengan tahun 2030 untuk mencapai NDC.
Baca juga: Krisis Iklim Picu Kepunahan Kera Besar Lebih dari 200.000 Tahun Lalu
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya