Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2024, 20:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menggarisbawahi sejumlah aspek dalam debat Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, pada Minggu (21/1/2024) malam.

Debat cawapres kali ini mengusung enam tema yaitu pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, serta desa.

Dalam pemaparan visi-misi, Muhaiman membahas petani, pangan, reformasi agraria, krisis iklim, desa, serta energi baru terbarukan (EBT).

Baca juga: Pembangunan Berkelanjutan Tak Sekadar Fisik, Cawapres Perlu Paham

Dalam aspek pertanian, Muhaimin menyebut ada 16 juta rumah tangga petani gurem di Indonesia.

Petani gurem yang dia maksud adalah petani yang hanya memiliki kurang dari setengah hektare lahan pertanian atau sawah.

Tanpa menyebut nama, Muhaimin turut "menyenggol" adanya seseorang yang memiliki lahan lebih dari 500.000 hektare sedangkan masih banyak petani yang memiliki sedikti lahan.

"Reforma agraria harus menjadi kepastian distribusi lahan bagi petani kita," ucap Muhaimin.

Muhaimin juga mendesak dihentikannya penyediaan pangan melalui program food estate yang dinilai meninggalkan berbagai masalah.

Baca juga: Komitmen Pasangan Capres-Cawapres untuk Nol Deforestasi dalam Transisi Energi Dipertanyakan

"Di sisi lain, upaya pengadaan pangan melalui food estate terbukti mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat, menghasilkan konflik agraria, dan merusak lingkungan. Ini harus dihentikan," kata Muhaimin.

Di aspek krisis iklim, Muhaimin menilai upaya mengatasinya harus dimulai dengan etika pembangunan yang seimbang antara manusia dan alam.

Selama ini, ujarnya, anggaran untuk mengatasi krisis iklim juga masih di bawah sektor-sektor lainnya.

"Pembangunan nasional harus beranjak pada keadilan iklim, keadilan ekologi, keadilan antargenerasi, keadilan agraria, dan keadilan sosial," tuturnya.

Baca juga: Mendekati Debat Cawapres, Para Kandidat Diminta Terbuka Soal Hilirisasi Nikel

Muhaimin juga mengkritik rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang tidak menjawab akar masalah krisis iklim.

Sedangkan di aspek desa, Muhaimin berujar desa harusnya menjadi titik tumpu pembangunan.

"Petani, nelayan, peternak, masyarakat adat harus jadi bagian dari program pengadaan pangan nasional," tuturnya.

Terakhir, di aspek EBT, Muhaimin menuturkan porsi targetnya dalam bauran nasional harus dinaikkan, bukan dikurangi.

Baca juga: Walhi Tantang Capres-Cawapres Rilis Daftar Hitam Perusahaan Penyebab Karhutla

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

LSM/Figur
Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Pemerintah
Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau