KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Muhaimin Iskandar mengutip tobat ekologis yang disampaikan oleh Paus Fransiskus.
Muhaimin mengutip pernyataan Paus Fransiskus tersebut dalam debat cawapres yang dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, pada Minggu (21/1/2024) malam.
Muhaimin awalnya mengutip penggalan Al-Qur'an Surat Ar Rum Ayat 41 mengenai peringatan kerusakan di Bumi.
Baca juga: Antisipasi Bencana Ekologi, Cak Imin Ajak Seluruh Paslon Tobat Ekologis
Penggalan ayat tersebut kurang lebih berbunyi: telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia.
Hal tersebut disampaikan Muhaimin mengenai pembangunan berkelanjutan yang harus dilakukan.
Selanjutnya, Muhaimin mengutip pernyataan dari Paus Fransiskus.
"Bahkan Paus Fransiskus mengingatkan kita semua mengenai posisi yang agak rawan terhadap kita semua. Kita harus melakukan tobat ekologis," ujarnya.
Baca juga: Muhaimin: Kita Harus Tobat Ekologis, Dimulai dari Etika
Lantas apa yang disebut sebagai tobat ekologis?
Frasa tersebut muncul dalam ensiklik yang diterbitkan Paus Fransiskus pada 2015, yakni Ensiklik Laudato Si.
Ensiklik adalah surat edaran Paus untuk gereja yang berisi masalah penting, tetapi bukan ajaran definitif dari gereja shg dapat diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam Ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus menyerukan pertobatan ekologis bagi seluruh manusia dalam hubungannya dengan alam sebagai ciptaan Tuhan.
Baca juga: Gunung Es Menabrak Penampungan Penguin di Antartika dan Hampir Picu Bencana Ekologis
Dilansir daru Jurnal Pendidikan Agama Katolik (JPAK) Volume 23 Nomor 1 April 2023, pertobatan ekologis menjadi anjuran dalam menanggapi persoalan ekologis yang terjadi atas Bumi.
Ensiklik tersebut muncul dari keprihatinan Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Roma tersebut terhadap kerusakan ekologis.
Kerusakan ekologi yang terjadi di Bumi tak lepas dari ulah manusia itu sendiri.
Oleh karenanya, pertobatan ekologis berarti manusia perlu mengakui kesalahan, segala dosa, kejahatan, atau kelalaiannya lalu membentuk kesadarannya akan pentingnya dalam menjaga dan merawat ekosistem alam.
Baca juga: Gerakan Relasi Ekologis dan Hak Anak atas Kualitas Hidup
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya