JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar menuding pemerintah belum serius menangani krisis iklim yang terjadi.
“Kita melihat krisis iklim tidak diatasi dengan serius bahkan anggaran untuk mengatasi krisis iklim jauh dibawah anggaran sektor-sektor lainnya,” ungkap Muhaimin dalam Debat Cawapres, Minggu (21/1/2024) di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta.
Dikatakan, saat ini bencana ekologi terjadi dimana-mana. Karena itu, masalah ini harus diatasi secara serius.
Baca juga: Muhaimin Sebut Program Food Estate Picu Konflik Agraria di Indonesia
“Kita harus serius mengatasinya dan tidak hanya mengandalkan proyek Giant Sea Wall yang tidak mengatasi masalahnya,” papar Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin.
Menurutnya, penanggulangan krisis iklim harus dimulai dengan etika lingkungan untuk menciptakan keseimbangan manusia dan alam.
Pelaksanaan pembangunan nasional juga harus berpijak pada keadilan, baik keadilan iklim, keadilan ekologi, keadilan antar generasi, keadilan agraria serta keadilan sosial.
Merujuk pada Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), maka total alokasi anggaran perubahan iklim yang bersumber dari APBN 2018-2020 mencapai Rp 307,48 triliun.
Padahal Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian Setjen DPR RI pernah merilis perhitungan Kemenkeu yang menyebutkan kebutuhan pendanaan perubahan iklim di Indonesia mencapai Rp 3.779 triliun.
Sementara itu, proyek Giant Sea Wall yang disinggung oleh Cak Imin merupakan program unggulan yang diusung oleh Calon Presiden, Prabowo Subianto.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya