JAKARTA, KOMPAS.com – Air jadi salah satu fokus utama pembangunan Indonesia seiring dengan perubahan iklim yang telah mengubah tatanan kebijakan politik di negara-negara dunia.
Sebagai penyelenggara World Water Forum 2024 ke-10 di Bali, Indonesia akan menjadikan ajang ini sebagai sarana diplomasi untuk mendorong dan memimpin dunia mengatasi persoalan air demi keberlangsungan kehidupan.
Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja mengatakan, Indonesia akan memberi pengaruh besar terhadap arah kebijakan di bidang air ini.
Baca juga: Krisis Air dan Perubahan Iklim Jadi Ancaman Dunia, Perlu Kolaborasi
"Dan sejak awal pada berbagai forum dunia, Indonesia memang konsisten mendorong persoalan air untuk dibahas di level tertinggi. Harus ada dorongan kuat dari para pengambil kebijakan,” ujar Endra, Rabu (17/4/2024).
Oleh karena itu, Indonesia pada pertemuan di Bali nanti akan mengungkap banyak hal terkait pengelolaan air yang menjadi kunci di berbagai banyak sektor, mulai dari ekonomi, sosial budaya maupun sektor lainnya.
Secara khusus ada tiga hal yang menjadi misi Indonesia untuk disepakati pada pertemuan di Bali nanti, yaitu pertama Center of Excellence on Water and Climate Resilience, mainstream integrated water management in small islands, dan kegiatan rutin World Lake Days atau Hari Danau Sedunia.
“Poin terakhir karena harus kita akui, banyak danau atau situ yang hilang baik di Indonesia maupun negara lain, dan ini menjadi penting untuk dibahas karena danau menjadi salah satu sumber baku, energi bahkan pengendali banjir,” tutur Endra.
Baca juga: Air Bersih Cirebon Raya Belum Maksimal, Optimalisasi Waduk Jatigede Jadi Solusi
Acara akbar ini diharapkan dapat diikuti oleh 30.000 peserta dari 172 negara. Di antaranya para kepala negara, menteri-menteri, dan penentu kebijakan lainnya.
Hingga saat ini, sudah ada tiga kepala negara yang menyatakan partisipasinya secara resmi hadir di world Water Forum 2024, yakni dari Timor Leste, Kazakhstan, dan Chille.
"Ini adalah diplomasi Indonesia untuk dunia. Dari acara ini juga diharapkan komitmen investasi dengan negara-negara yang memiliki kemampuan teknis mengelola sumber daya air. Seperti di Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah ada komitmen investasi dari Korea Selatan, Swedia, Finlandia, dan Belanda," sebut Endra.
Ada pun itinerary World Water Forum ke-10 di Bali nanti, pembukaannya akan dilakukan di Pantai Melasti dan dibalut dalam acara bertajuk Balinese Water Purification Ceremony.
Acara ini akan dihadiri oleh 1.500 orang dengan konsep kegiatan Rahina Tumpek Uye dan Upacara Segara Kerthi.
Selanjutnya Welcoming Gala Dinner di GWK Cultural Park akan dilaksanakan pada Minggu, 19 Mei 2024 dan rencananya dihadiri oleh 2.500 orang terdiri dari 500 undangan VVIP dan VIP.
Lokasi kedua di GWK Lotus Pond dihadiri 2.000 undangan. Kemudian pada Senin, 20 Mei 2024 bertempat di BICC, Nusa Dua digelar Opening Ceremony dan High-Level Meeting.
Baca juga: BMKG Bicara Pentingnya Pengelolaan Air Berkelanjutan di Markas PBB
Acara dilanjutkan dengan interface meetings bersama dengan penanggung jawab proses politik, tematik, dan regional, serta bilateral meetings dengan beberapa kepala negara. Opening ceremony ini diikuti oleh 5.500 peserta.
Masih di hari yang sama akan digelar pembuka Fair and Expo bertempat di Nusa Dua Hall BNDCC. Selanjutnya untuk lokasi Fair and Expo akan tersebar di BNDCC, BICC, dan Pantai Kuta.
Sesi proses politik, tematik, dan regional akan dilaksanakan pada 20 hingga 25 Mei 2024. Sementara khusus untuk High-Level Meeting dan Ministerial Meeting dilaksanakan pada 20 hingga 21 Mei 2024.
Bertempat di Taman Bhagawan, pada Jumat, 24 Mei 2024, akan digelar Cultural Night (Farewell). Acara ini akan dihadiri oleh 3.000 peserta yang akan disambut dan disajikan makanan khas, tarian daerah, dan kebudayaan Indonesia.
Terakhir adalah Closing Ceremony pada Sabtu, 25 Mei 2024, yang akan digelar di Mangupura Hall.
Usai kegiatan ini peserta akan diajak field trip antara lain ke Museum Air di Tabanan, Jatiluwih UNESCO World Heritage Site, Danau Batur Kintamani, Cultural Village Ubud.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya