Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jogja Minim Tutupan Hutan Jadi Perhatian Program FOLU Net Sink KLHK

Kompas.com - 23/05/2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Sosialisasi Indonesia's Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (20/5/2024).

FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui aksi mitigasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan, di mana tingkat serapan sudah lebih tinggi dari tingkat emisi pada 2030.

Staf Ahli Menteri KLHK Bidang Industri dan Perdagangan Internasional KLHK Novia Widyaningtyas mengatakan, FOLU Net Sink 2030 merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim.

Baca juga: Dukung Agenda FOLU Net Sink Indonesia 2030, Upaya APRIL Group untuk Capai NZE

Pasalnya, kata Novia, Indonesia telah menyatakan komitmennya kepada dunia internasional untuk mengendalikan perubahan iklim sejak Paris Agreement.

"Melalui program Indonesia's FOLU Net Sink 2030, kita berupaya mencapai tingkat emisi GRK minus 140 juta ton karbon dioksida ekuivalen pada 2030," ujar Novia dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Khusus untuk wilayah Jawa, program ini disusun dengan memperhatikan karakteristik spesifik wilayah tersebut, seperti daya dukung dan daya tampung air, serta luasan lahan kritis.

DIY dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan tutupan lahan hutan yang minim, menjadi fokus utama dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Baca juga: Mitigasi Perubahan Iklim, BRGM Gelar FGD Model Penerapan FOLU Net Sink 2030 di Riau

KLHK bekerja sama dengan tim pakar dari berbagai universitas, termasuk UGM, IPB, Universitas Brawijaya, dan ITB dalam menyusun rencana operasional yang detail dan dapat diterapkan secara efektif.

Terdapat enam Rencana Operasional yang dapat diterapkan di DIY.

Keenam RO tersebut terdiri atas RO1 pencegahan laju deforestasi pada lahan mineral, RO4 pembangunan hutan tanaman, RO7 peningkatan cadangan karbon dengan rotasi, RO8 peningkatan cadangan karbon non rotasi, RO11 perlindungan konservasi keanekaragaman hayati, dan RO12 pengelolaan mangrove.

Rincian RO tersebut akan segera detailkan pada Workshop I penyusunan Rencana Kerja Sub Nasional Provinsi DIY.

Baca juga: Wamen LHK: Indonesia Serius Tangani Perubahan Iklim Lewat FoLU Net-Sink 2030

Strategi

Dia menyampaikan, Indonesia's FOLU Net Sink 2030 menggunakan empat strategi utama.

Pertama, pencegahan deforestasi. Kedua, konservasi dan pengelolaan hutan lestari. Ketiga, perlindungan dan restorasi lahan gambut. Keempat, peningkatan serapan karbon.

FOLU Net Sink 2030 mempunyai fokus utama mengurangi emisi GRK di sektor kehutanan dan penggunaan lahan karena keduanya memegang peranan penting.

Untuk diketahui, sektor kehutanan dan penggunaan lahan berkontribusi sebesar 25,4 persen terhadap target nasional.

Novia menerangkan, dukungan internasional yang terus mengalir menunjukkan keseriusan dunia dalam menangani isu perubahan iklim dan melihat potensi Indonesia dalam kontribusinya pada pengendalian perubahan iklim global.

"Saat ini dukungan internasional terhadap implementasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 terus mengalir terutama terkait kontribusi pendanaan," ungkap Novia.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Perekonomian Dunia Lebih Buruk Dibandingkan Perkiraan Sebelumnya

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau