Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 26 Juni 2024, 09:41 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Pusat Riset Telekomunikasi (PRT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta tentang penelitian bidang aplikasi sistem pendeteksian objek dan telekomunikasi untuk kendaraan listrik otonom serta pengembangan metoda dan rangkaian elektronika sistem keamanan, kendali gerak dan kemudi untuk kendaraan listrik otonom roda tiga pada lingkungan terbatas, pada Jumat (21/6/2024).Dok. Humas BRIN Pusat Riset Telekomunikasi (PRT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta tentang penelitian bidang aplikasi sistem pendeteksian objek dan telekomunikasi untuk kendaraan listrik otonom serta pengembangan metoda dan rangkaian elektronika sistem keamanan, kendali gerak dan kemudi untuk kendaraan listrik otonom roda tiga pada lingkungan terbatas, pada Jumat (21/6/2024).
KOMPAS.com - Pusat Riset Telekomunikasi (PRT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta tentang penelitian bidang aplikasi sistem pendeteksian objek dan telekomunikasi untuk kendaraan listrik otonom.

PKS ini sekaligus pengembangan metoda dan rangkaian elektronika sistem keamanan, dan kendali gerak maupun kemudi untuk kendaraan listrik otonom roda tiga pada lingkungan terbatas.

‘’Penelitian ini merupakan prioritas riset nasional yang hasilnya diharapkan dapat mendukung industri kendaraan di Indonesia maupun memenuhi kebutuhan kendaraan ramah lingkungan berteknologi untuk kawasan ibukota baru,” ujar Kepala Pusat Riset Telekomunikasi BRIN, Nasrullah Armi, saat penandatanganan di Jakarta, Jumat (21/6/2024).

Baca juga: Kendaraan, Pembakaran, hingga Pabrik Penyebab Udara Jabodetabek Buruk

Untuk dapat memaksimalkan pencapaian riset tersebut, upaya kerja sama penelitian dengan melibatkan sivitas akademik di berbagai universitas perlu dilakukan.

“Salah satunya adalah kerja sama dengan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di Purwakarta,’’ imbuhnya.

Kerja sama ini juga bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya dimiliki BRIN, untuk membangun serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Khususnya di bidang pengembangan sistem pendeteksian objek dan telekomunikasi untuk aplikasi kendaraan listrik otonom, serta pengembangan metoda dan rangkaian elektronika sistem keamanan, kendali gerak dan kemudi untuk kendaraan listrik otonom roda tiga pada lingkungan terbatas.

Hasilkan publikasi ilmiah

Direktur UPI Purwakarta Prof Yayan Nurbayan menyampaikan harapannya agar kegiatan kerja sama ini lebih intensif dan lebih fokus dalam melakukan riset.

“Kolaborasi ini agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi, harapan kami dengan kerjasama ini melahirkan paten,” ujar Yayan, dikutip dari laman resmi BRIN, Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Peralihan Kendaraan Listrik Perlu Diimbangi Angkutan Umum

Sementara itu, Koordinator Penelitian Arief Suryadi Satyawan mengharapkan kerjasama ini berguna untuk dosen maupun mahasiswa.

“Adapun tema riset yang dilakukan berkaitan dengan pengembangan sistem pendeteksian objek dan telekomunikasi untuk aplikasi kendaraan listrik otonom serta pengembangan metoda dan rangkaian elektronika sistem keamanan, kendali gerak dan kemudi untuk kendaraan listrik otonom roda tiga pada lingkungan terbatas,” tutur Arief.

Ia berharap, kegiatan riset bersama ini dapat menghasilkan sejumlah publikasi ilmiah internasional dan kekayaan intelektual, di samping laporan tugas akhir bagi para mahasiswa yang terlibat.

”Pada saat ini beberapa mahasiswa S1 dari UPI Kampus Purwakarta dengan Program Studi Telekomunikasi juga sudah mulai terlibat pada riset tersebut dengan mengembangkan konsep teknologi pengkodean video H265 dan aplikasi video super resolusi untuk komunikasi visual pada kendaraan listrik otonom,” pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau