MOJOKERTO, KOMPAS.com - Perjalanan yang ditempuh Mita, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, selama tiga jam ulang-alik, tak membuat semangatnya kendur untuk mengikuti kegiatan menanam pohon di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
"Saya nyetir motor sendiri dari rumah di Kediri ke Mojokerto ini. Berangkat pagi, pukul 06.30 WIB," ujar Mita kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2024).
Mahasiswa berhijab ini merupakan satu di antara 150 mahasiswa dari seluruh Jawa Timur yang mengikuti gerakan berbasis digital Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling).
Mita mengatakan, mengikuti kegiatan Siap Darling adalah salah satu peran kecilnya untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik.
Baca juga: 45 Tahun, Bakti Lingkungan Djarum Foundation Tanam 2,3 Juta Pohon
"Saya senang ikut kegiatan ini. Selain dapat menambah jalinan pertemanan, juga bisa memberikan andil menjaga lingkungan, melek informasi perubahan iklim, dan tentu saja menjadi bagian sejarah ikut menghijaukan KCBN Trowulan," tuturnya.
Gerakan Siap Darling merupakan inisiasi yang diluncurkan Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) pada 2019.
Kegiatan kali ini dilaksanakan di KCBN Trowulan dengan menanam 6.208 bibit pohon dan semak.
Director Communication Djarum Foundation Mutiara Diah Asmara menuturkan, Siap Darling merupakan gerakan generasi muda berbasis digital sebagai kanal komunikasi dalam melakukan berbagai aksi nyata secara konsisten.
Salah satunya melalui penghijauan dan literasi terkait lingkungan di berbagai kawasan candi atau Candi Darling di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jambi.
Baca juga: Di KCBN Trowulan, Siap Darling dan 150 Mahasiswa Tanam 6.208 Pohon
Keterlibatan mahasiswa dan anak-anak muda lainnya diharapkan dapat melestarikan lingkungan melalui pembelajaran hidup harmonis dan tidak merusak alam.
Hingga Agustus 2024, terdapat enam kawasan dan 12 candi yang telah dihijaukan yaitu Candi Prambanan, Candi Situs Ratu Boko dan Idjo, Candi Gedung Songo, Candi Sambisari, Candi Barong, Candi Banyunibo, Candi Dieng, dan Candi Muarajambi.
Ada sebanyak 1.132 mahasiswa dari 137 universitas di 81 kota/kabupaten di seluruh Indonesia yang terlibat dalam kegiatan ini.
"Gerakan yang menginspirasi dan mengharmonisasi alam melalui pembelajaran sejarah di KCBN Trowulan penting sekali untuk menjaga kelestarian alam dan sejarah bangsa. Terlebih melibatkan generasi muda," ujar Miranti.
KCBN Trowulan sendiri merupakan sebuah kompleks arkeologi yang terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Situs ini dianggap sebagai bekas ibu kota Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Asia Tenggara pada bada ke-14 hingga ke-15.
Situs Trowulan memiliki beberapa candi, tiga candi yang paling terkenal adalah Candi Brahu, Candi Bajang Ratu, dan Candi Tikus.
Sebagai situs penting dalam dunia arkeologi Indonesia, Trowulan pernah ditetapkan sebagai sebuah kawasan situs purbakala dan Kawasan Warisan Dunia oleh UNESCO pada 2009.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya