Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suntech Perkuat Industri Panel Surya Indonesia melalui Investasi Strategis

Kompas.com, 27 Agustus 2024, 20:15 WIB
Sri Noviyanti

Editor


KOMPAS.com – Produsen panel surya global dengan pengalaman lebih dari dua dekade dan kapasitas global 25 gigawatt (GW), Suntech, mengambil langkah strategis untuk memperkuat industri panel surya di Indonesia.

Melalui skema investasi, Suntech berencana membangun pabrik manufaktur panel surya domestik dengan kapasitas produksi 2 GW yang dijadwalkan beroperasi pada akhir 2024.

Langkah tersebut sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mempercepat transisi energi dan memperkuat kemandirian energi melalui pengembangan rantai pasok industri panel surya.

Tak hanya itu, Suntech juga mengajak perusahaan-perusahaan dalam rantai pasoknya untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan industri energi terbarukan dalam negeri dan mendukung peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam setiap produk yang dihasilkan.

Penandatanganan kerja sama antara Suntech Indonesia dan rantai pasoknya dilakukan di sela-sela acara diskusi panel Road To ISF 2024: The Future of Energy Value Chains in The Regional Low-Carbon Economy Development, yang berlangsung di Ballroom Thamrin Nine Tower, Selasa (20/8/2024). Penandatanganan ini diwakili langsung oleh Chairman Suntech, Wu Fei.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenkomarves RI, Rachmat Kaimuddin, yang turut hadir dalam acara tersebut, menegaskan pentingnya pengembangan teknologi dan rantai pasok industri panel surya di Indonesia.

"Ke depan, teknologi dan rantai pasok industri panel surya serta baterai energy storage harus berkembang di Indonesia. Listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dihasilkan di Indonesia idealnya harus berasal dari panel surya yang dibuat di Indonesia. Indonesia harus mampu menjadi hub manufaktur di tengah transisi energi nasional dan dunia,” ujarnya.

Untuk diketahui sebelumnya, pemerintah Indonesia mempunyai rencana pembangunan jaringan transmisi kelistrikan dari wilayah Sumatera, Jawa, Kepulauan Riau, Batam, hingga Singapura seiring dengan rencana ekspor elektron atau listrik hijau ke Singapura sebesar 2 GW.

“Dengan memanfaatkan peta jalan TKDN, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi hub manufaktur energi terbarukan di kawasan ini, termasuk proyek listrik lintas batas ke Singapura,” ucap Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Net Zero Hub Dharsono Hartono.

Investasi Suntech tersebut juga dinilai oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Shinta W Kamdani sebagai langkah penting untuk mempercepat pengembangan industri manufaktur panel surya dalam negeri.

Menurutnya, keberadaan rantai pasok komponen PLTS yang kuat dan terintegrasi akan membuka akses industri ke energi terbarukan dengan biaya yang lebih terjangkau.

“Dengan adanya industri PLTS domestik, bisnis-bisnis ini dan ratusan bisnis lainnya di seluruh Indonesia mendapat akses listrik yang lebih murah, lebih bersih, sehingga mampu membantu mereka memenuhi komitmen internasional dan memastikan tercapainya target Net Zero Emission,” tambah Shinta.

Sebagai informasi, melalui investasi strategis tersebut, Suntech tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan panel surya nasional, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur panel surya yang kompetitif di kawasan Asia.

“Indonesia akan menjadi fokus kami sebagai salah satu produsen panel surya terbesar di dunia. Dengan kapasitas dan jaringan rantai pasok Suntech, kita akan mendukung program pemerintah,” ujar Wu Fei.

Dengan langkah strategis tersebut, tambah Wu Fei, pihaknya mempertegas posisinya sebagai pemain utama dalam industri energi terbarukan di Indonesia, serta berkontribusi dalam upaya global untuk mencapai target bauran energi yang lebih ramah lingkungan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
Pemerintah
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau