Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2025, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Polusi udara disebut membunuh sekitar 5,7 jiwa orang setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 95 persennya terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Temuan tersebut mengemuka berdasarkan laporan terbaru Bank Dunia berjudul Accelerating Access to Clean Air on a Livable Planet yang diterbitkan baru-baru ini.

Di satu sisi, polusi udara juga menimbulkan kerugian ekonomi setara 5 persen dari produk domestik bruto (PDB) global.

Baca juga: Strategi DLH Jakarta Tangani Polusi Udara: Tiru Paris dan Bangkok

Kerugian ekonomi tersebut disebabkan karena polusi udara menimbulkan dampak terhadap kesehatan, hilangnya produktivitas, dan berkurangnya angka harapan hidup.

Laporan Bank Dunia itu menyebutkan, mayoritas polusi udara disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industrialisasi.

Bank Dunia mendesak adanya pendekatan terpadu guna mengatasi polusi udara seperti merancang kebijakan pengurangan polusi udara yang selarah dengan berbagai tujuan seperti kemandirian energi.

Dengan pendekatan terpadu, jumlah orang yang menghirup polusi udara yang tidak sehat bisa berkurang separuhnya pada 2040.

Baca juga: 8 Wilayah di Indonesia dengan Polusi Tertinggi Sepanjang 2024

Pendekatan terpadu tersebut juga memberikan solusi yang efisien sekaligus hemat biaya untuk masalah polusi udara,

"Negara-negara perlu memiliki sistem data yang akurat, andal, tepat waktu, partisipatif, dan transparan untuk memantau kualitas udara dan menilai efektivitas kebijakan," kata laporan tersebut, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.

Selain itu, manfaat ekonomi dari kebijakan pendekatan terpadu diperkirakan mencapai hingga 2,4 triliun dollar AS pada 2040.

Baca juga: Polusi Indonesia Turun, tapi Masih Jauh di Atas Ambang WHO

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, IQAir melaporkan hanya tujuh negara yang memenuhi standar kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada 2024.

Ketujuh negara tersebut antara lain Australia, Selandia Baru, Bahama, Barbados, Grenada, Estonia, dan Islandia.

Menurut Standar WHO, rata-rata tingkat PM2,5 dalam setahun adalah 5 mikrogram per meter kubik. 

PM2,5 adalah partikel udara berukuran 2,5 mikrometer atau lebih kecil yang berbahaya bagi kesehatan. PM2,5 merupakan salah satu parameter penting dalam kualitas udara.

Baca juga: Tingkat Konsentrasi Timbal di Udara Berdampak pada Kematian Bayi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pupuk Indonesia Gelar Program Tebus Bersama dan Digitalisasi Distribusi Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia Gelar Program Tebus Bersama dan Digitalisasi Distribusi Pupuk Subsidi

BUMN
Penguatan PAUD Jadi Fondasi Wujudkan SDM Unggul Berdaya Saing

Penguatan PAUD Jadi Fondasi Wujudkan SDM Unggul Berdaya Saing

Pemerintah
Perubahan Iklim Ubah Laguna Pesisir Jadi Lebih Asin, Restorasi Jadi Solusi

Perubahan Iklim Ubah Laguna Pesisir Jadi Lebih Asin, Restorasi Jadi Solusi

Pemerintah
Pemerintah Perlu Skema Pendanaan Baru untuk Pengelolaan Sampah

Pemerintah Perlu Skema Pendanaan Baru untuk Pengelolaan Sampah

LSM/Figur
IEA Prediksi Penjualan EV Global Capai Lebih dari 25 Persen pada 2025

IEA Prediksi Penjualan EV Global Capai Lebih dari 25 Persen pada 2025

Pemerintah
IPB Rilis Inovasi Berbasis AI untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

IPB Rilis Inovasi Berbasis AI untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

Pemerintah
Dorong Hilirisasi, MIND ID Perbaiki Tata Kelola Timah untuk Perekonomian

Dorong Hilirisasi, MIND ID Perbaiki Tata Kelola Timah untuk Perekonomian

BUMN
WRI Gandeng Petani Gayo Produksi Kopi Berkelanjutan di Tengah Krisis Iklim

WRI Gandeng Petani Gayo Produksi Kopi Berkelanjutan di Tengah Krisis Iklim

LSM/Figur
Kolaborasi Antar-Organisasi Dibentuk untuk Efektifkan Konservasi Laut

Kolaborasi Antar-Organisasi Dibentuk untuk Efektifkan Konservasi Laut

Pemerintah
Anak Muda Butuh Ruang Hijau, Mampukah Kota Masa Depan Menjawabnya?

Anak Muda Butuh Ruang Hijau, Mampukah Kota Masa Depan Menjawabnya?

LSM/Figur
Konservasi Laut Jadi Strategi KKP Hadapi Ancaman Krisis Pangan

Konservasi Laut Jadi Strategi KKP Hadapi Ancaman Krisis Pangan

Pemerintah
Maybank Dukung Pembangunan Pabrik Mobil EV VinFast lewat Pembiayaan Berkelanjutan

Maybank Dukung Pembangunan Pabrik Mobil EV VinFast lewat Pembiayaan Berkelanjutan

Swasta
Trump Potong Anggaran, 350 Taman Nasional Terancam Tutup

Trump Potong Anggaran, 350 Taman Nasional Terancam Tutup

Pemerintah
Lestari Forum, Bahas Ekosistem Investasi hingga “Sustainability Reporting”

Lestari Forum, Bahas Ekosistem Investasi hingga “Sustainability Reporting”

Swasta
Curhat Petani Gayo, Produksi Kopi Turun akibat Perubahan Iklim

Curhat Petani Gayo, Produksi Kopi Turun akibat Perubahan Iklim

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau