KOMPAS.com - Hutan Wanagama Nusantara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Ibu Kota Nusantara (IKN), secara resmi dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, pada Jumat (13/9/2024) pekan lalu.
Pencanangan hutan pendidikan dan riset yang akan dikelola oleh Universitas Gadjah Mada ini ditandai dengan penandatanganan piagam di kayu Sukai oleh Presiden Jokowi.
Rektor Universitas Gadjah Mada, Ova Emilia mengatakan, Wanagama Nusantara merupakan inisiatif perguruan tinggi yang berfokus pada pengembangan hutan pendidikan dan penelitian lintas disiplin. Serta, bertujuan melestarikan lingkungan, salah satunya melalui restorasi.
Baca juga: Hari Perdana IKN Dibuka untuk Umum, Ada Turis dari Jerman
“Melalui pencanangan pembangunan hutan wanagama nusantara ini, UGM berkomitmen memberi kontribusi dalam mewujudkan IKN sebagai Smart Forest City melalui konsep Wanagama Nusantara,” kata Ova dalam keterangannya, dikutip Senin (16/9/2024).
Keberadaan Wanagama Nusantara, kata Ova, adalah sebagai bagian dari komitmen Universitas Gadjah Mada dalam mendukung pembangunan IKN sebagai kota yang berkelanjutan.
“Kita berharap Wanagama Nusantara dapat menjadi window of the tropical world, dengan program utama meliputi pengembangan zonasi hutan pendidikan, pengembangan Institute for Future Life, restorasi, reforestasi, dan enrichment planting,” tuturnya.
Hutan ini berlokasi di kawasan inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan luas 621 hektar.
Baca juga: Kuota Kunjungan ke IKN Dibatasi 300 Orang, Begini Cara Daftarnya
Sebagai hutan pendidikan dan penelitian, Hutan Wanagama Nusantara terintegrasi dengan berbagai disiplin ilmu dan fakultas di Universitas Gadjah Mada.
Hutan ini juga diharapkan dapat menjadi model restorasi hutan hujan tropis dalam mengatur hidrologi dan iklim mikro di IKN, serta konservasi jenis-jenis tanaman asli (native species) hutan hujan tropis dari kepunahan di masa mendatang.
Selain itu, Wanagama Nusantara nantinya juga digunakan sebagai sarana pengembangan beberapa klaster ilmu yang mendukung ekosistem lingkungan yang berkelanjutan di IKN.
Baca juga: Hutan Wakaf Bisa Jadi Inisiatif Strategis Penerapan ESG
Ke depan, UGM merancang untuk mendirikan Institute for Future Life sebagai salah satu fasilitas pendidikan dan penelitian dengan konsep bangunan cerdas dan hijau (smart and green Building) di hutan tersebut.
Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air, Otoritas Ibu Kota Nusantara, Pungky Widia Rianto menambahkan, tahap awal pengembangan adalah seluas 28 hektar.
Dari keseluruhan luasan, kata dia, akan dilakukan ekspansi dengan melakukan deforestasi berdasarkan zona-zona. Di antaranya zona hutan tropis, hutan energi, hutan untuk farmasi, dan hutan untuk eco-tourism.
“Jadi selain untuk peneliti dan mahasiswa, hutan ini nantinya juga bisa untuk belajar masyarakat umum dan adik-adik di semua jenjang pendidikan,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya