Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Kembangkan Metode Daur Ulang Logam Limbah Elektronik

Kompas.com - 28/09/2024, 17:31 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Tim peneliti mengembangkan sebuah metode untuk mendaur ulang logam berharga dari limbah elektronik secara lebih efisien.

Metode itu juga secara signifikan mengurangi dampak lingkungan yang biasanya terkait dengan daur ulang logam.

Daur ulang logam dapat mengurangi kebutuhan untuk menambang yang artinya mengurangi pula kerusakan lingkungan yang terkait dengan ekstraksi bahan baku seperti penggundulan hutan, polusi air, dan emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Alat Elektronik Rumahan Punya Peran Besar dalam Transisi Energi

"Proses kami menawarkan pengurangan signifikan biaya operasional dan emisi gas rumah kaca, menjadikan kemajuan penting dalam daur ulang yang berkelanjutan," ungkap James Tour, peneliti dari Rice University.

Temuan ini kemudian dipublikasikan di Nature Chemical Engineering, Rabu (25/9/2024).

Teknik Inovatif

Mengutip Phys, Jumat (27/9/2024) peneliti menerapkan proses klorinasi dan karboklorinasi untuk mengekstrak logam berharga, termasuk galium, indium, dan tantalum dari limbah elektronik.

Metode daur ulang tradisional seperti hidrometalurgi dan pirometalurgi membutuhkan banyak energi, menghasilkan aliran limbah berbahaya, dan melibatkan sejumlah besar asam.

Sebaliknya, metode baru ini menghilangkan tantangan tersebut dengan memungkinkan kontrol suhu yang tepat dan pemisahan logam yang cepat tanpa menggunakan air, asam, atau pelarut lain sehingga secara signifikan mengurangi kerusakan lingkungan.

Baca juga: Dukung Daur Ulang Baterai, BRIN Kembangkan Pabrik Percontohan

Ilmuwan pun menemukan bahwa metode mereka secara efektif mampu memisahkan logam berharga dari limbah elektronik dan mencapai kemurnian logam lebih dari 95 persen.

Selain itu, metode ini juga menjanjikan untuk ekstraksi litium dan unsur tanah jarang.

"Terobosan tersebut mengatasi masalah mendesak mengenai kekurangan logam dan dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus memberi insentif ekonomi bagi industri daur ulang dalam skala global dengan proses pemulihan yang lebih efisien," kata kata Shichen Xu, peneliti dan juga salah satu penulis studi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dorong Kesetaraan Pendidikan, TenarisSPIJ Salurkan Beasiswa untuk Pelajar Cilegon
Dorong Kesetaraan Pendidikan, TenarisSPIJ Salurkan Beasiswa untuk Pelajar Cilegon
Swasta
Badan Geologi Ungkap Pemicu Tambang Galian C di Cirebon Longsor dan Tewaskan 14 Orang
Badan Geologi Ungkap Pemicu Tambang Galian C di Cirebon Longsor dan Tewaskan 14 Orang
Pemerintah
Peningkatan Kekuatan Militer Global Jadi Ancaman Tujuan Iklim
Peningkatan Kekuatan Militer Global Jadi Ancaman Tujuan Iklim
Pemerintah
Permudah Calon Jemaah Haji Disabilitas dan Lanjut Usia, Wings Air Operasikan Penerbangan Feeder
Permudah Calon Jemaah Haji Disabilitas dan Lanjut Usia, Wings Air Operasikan Penerbangan Feeder
Swasta
Aksi Muda Jaga Iklim, Ajak Anak Muda Tanam Pohon hingga Transplantasi Karang
Aksi Muda Jaga Iklim, Ajak Anak Muda Tanam Pohon hingga Transplantasi Karang
LSM/Figur
BRIN Buka Peluang Kerja Sama dengan Oman untuk Rehabilitasi Mangrove
BRIN Buka Peluang Kerja Sama dengan Oman untuk Rehabilitasi Mangrove
Pemerintah
PBB: Kerugian Bencana 10 Kali Lebih Besar dari Perkiraan
PBB: Kerugian Bencana 10 Kali Lebih Besar dari Perkiraan
Pemerintah
PBB Sebut 2,8 Miliar Orang Tidak Punya Akses Perumahan yang Layak
PBB Sebut 2,8 Miliar Orang Tidak Punya Akses Perumahan yang Layak
Pemerintah
KLH Tegur Keras Perusahaan yang Abaikan Dampak Lingkungan
KLH Tegur Keras Perusahaan yang Abaikan Dampak Lingkungan
Pemerintah
Pemerintah Bangun Transmisi 47 Ribu Kms untuk Alirkan Listrik dari Pembangkit EBT
Pemerintah Bangun Transmisi 47 Ribu Kms untuk Alirkan Listrik dari Pembangkit EBT
Pemerintah
RUPTL PLN dan Pragmatisme Transisi Energi
RUPTL PLN dan Pragmatisme Transisi Energi
Pemerintah
China Kini Lebih Banyak Biayai Energi Hijau Ketimbang Batubara
China Kini Lebih Banyak Biayai Energi Hijau Ketimbang Batubara
Pemerintah
Dari Sprei Bekas Jadi Cuan: Misha Oen Ubah Limbah Jadi Harapan
Dari Sprei Bekas Jadi Cuan: Misha Oen Ubah Limbah Jadi Harapan
LSM/Figur
Krisis Industri Penerbangan, Target Keberlanjutan Terancam Tak Tercapai
Krisis Industri Penerbangan, Target Keberlanjutan Terancam Tak Tercapai
Swasta
Studi Ungkap Begini Nasib Bumi Jika Amazon Mengering
Studi Ungkap Begini Nasib Bumi Jika Amazon Mengering
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau