KOMPAS.com - Bank Indonesia meluncurkan Kalkulator Hijau untuk menghitung emisi yang dihasilkan aktivitas perusahaan, Rabu (2/10/2024).
Dengan Kalkulator Hijau, perbankan dan pelaku usaha bisa lebih mudah dalam membuat laporan keberlanjutan yang diprasyaratkan oleh regulator dan pasar global
Kalkulator Hijau tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Bank Indonesia dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
Baca juga: Pertamina International Shipping Catat Berhasil Tekan Emisi 36 Kiloton CO2
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti mengatakan, Kalkulator Hijau menjadi media penghitungan dan pemantauan emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan.
Alat tersebut bisa digunakan oleh sektor perbankan dan pelaku usaha dalam upaya menuju keuangan berkelanjutan.
"Langkah bersama ini, akan mendorong partisipasi aktif perbankan dan pelaku usaha berkontribusi dalam pencapaian target National Determine Contribution (NDC) pada 2030 dan net zero emission (NZE) pada 2060," kata Nani dikutip dari siaran pers.
Aplikasi Kalkulator Hijau tersebut dapat diunduh melalui Play Store atau App Store.
Dilansir dari situs web Bank Indonesia, Kalkulator Hijau akan menjadi referensi nasional yang kredibel serta melengkapi infrastruktur ekosistem keuangan berkelanjutan.
Baca juga: Emisi Gas Rumah Kaca Sebabkan El Nino Ekstrem Lebih Sering Terjadi
Versi awal dari Kalkulator Hijau ini akan mengukur scope 1 dan scope 2 yang mencakup penghitungan emisi karbon yang bersumber dari pemakaian bahan bakar dan listrik.
Ruang lingkup akan terus diperluas mencakup scope 3 yakni seluruh aktivitas penghasil emisi yang sejalan dengan perkembangan global.
Dengan diluncurkannya Kalkulator Hijau tersebut, Bank Indonesia berharap dapat dapat membuka akses lebih luas kepada investasi dan pendanaan hijau.
Lebih luas lagi, Bank Indonesia berharap alat tersebut bermanfaat untuk memantau tingkat kehijauan aktivitas ekonomi dan tingkat keberhasilan transisi menuju ekonomi hijau.
Kompas.com menjajal mengunduh aplikasi Kalkulator Hijau melalui Play Store.
Baca juga: Dekarbonisasi Nikel: Baseline Emisi Ditetapkan, Potensi Energi Terbarukan Dipetakan
Dalam aplikasi tersebut, perusahaan dapat menghitung dua faktor yakni sumber penambah emisi dan sumber pengurang emisi.
Dalam sumber penambah emisi, ada beberapa pilihan yang tersedia yakni emisi mesin bakar statis, emisi mesin bakar penggerak, dan pemakaian listrik dari PLN.
Sedangkan dari sumber pengurangan emisi, perusahan dapat mengurangi karbon melalui pasar karbon, obligasi hijau, pemanfaatan kendaraan listrik, dan pemanfaatan sumber energi terbarukan.
Perusahaan bisa menghitung jangka waktu emisi yang dihasilkan selama periode waktu tertentu dalam Kalkulator Hijau.
Baca juga: Riset: Mengurangi Kecepatan Pesawat Bisa Turunkan Emisi Karbon
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya