KOMPAS.com - Mangrove merupakan ekosistem hutan di daerah pesisir tropis dan substropis. Ekosistem ini mempunyai adaptasi khusus untuk tumbuh di tanah berlumpur dan air yang asin.
Kehadiran ekosistem mangrove sangatlah penting bagi habitat hewan dan bahkan manusia di sekitarnya.
Bahkan lebih jauh lagi, kelestarian mangrove sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin parah.
Akan tetapi, saat ini mangrove di Indonesia menghadapi ancaman kerusakan yang disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia
Dilansir dari salah satu artikel dalam Bulletin PSL Universitas Surabaya edisi 25 tahun 2011, setidaknya ada lima ancaman kerusakan terhadap ekosistem mangrove.
Dalam artikel berjudul Ancaman Terhadap Hutan Mangrove dan Langkah Strategis Pencegahannya tersebut, berikut berbagai ancaman kerusakan mangrove di Indonesia.
Baca juga: Emisi Karbon Naik 50.000 persen Akhir Abad Ini Akibat Hutan Mangrove Rusak
Pembangunan di kawasan pesisir menjadi salah satu ancaman terhadap ekosistem mangrove di Indonesia.
Pembangunan tersebut seperti untuk budidaya perairan, infrastruktur pantai termasuk pelabuhan, industri, pembangunan tempat perdagangan, perumahan, serta pertanian.
Pembangunan di kawasan pesisir untuk kebutuhan ekonomi membuat ekosistem mangrove menjadi tergerus.
Ekosistem mangrove juga memiliki kaitan erat dengan daerah aliran sungai (DAS) di area hulu.
Pengelolaan DAS yang serampangan dapat meningkatkan pencemar hasil industri dan domestik yang masuk ke dalam daur hidrologi.
Hasilnya, berbagai polusi dari limbah dari dan limbah padat berpengaruh serius pada perkecambahan dan pertumbuhan mangrove.
Selain itu, pengelolaan DAS yang serampangan meningkatkan erosi tanah menjadi dan meningkatkan kuantitas sedimen yang diendapkan di ekosistem mangrove.
Baca juga: Komitmen Netral Karbon, Kompas.com akan Tanam 5.000 Mangrove di Subang
Pembukaan lahan yang liar di kawasan ekosistem mangrove juga menjadi salah satu ancaman besar.
Pembukaan lahan di area mangrove biasanya dimanfaatkan untuk pembangunan tambak ikan dan udang.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya