Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPSASB Rilis Usulan Standar Pelaporan Iklim untuk Sektor Publik

Kompas.com - 05/11/2024, 19:29 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber ESG Today

KOMPAS.com - Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSASB) mengumumkan perilisan SRS ED 1.

Hal itu adalah rancangan standar pengungkapan terkait iklim baru bagi pemerintah dan entitas sektor swasta lainnya yang akan menjadi standar pelaporan keberlanjutan pertama untuk sektor publik.

Standar baru dikembangkan dengan dukungan Bank Dunia yang pada tahun 2022 meminta IPSASB untuk memimpin proses pengembangan panduan pelaporan keberlanjutan khusus sektor publik.

Permintaan tersebut kemudian direspons IPSASB pada tahun 2023 dengan mengumumkan bahwa mereka akan membuat pengembangan standar pelaporan iklim sebagai upaya untuk mengatasi perubahan iklim.

Baca juga:

"Kemajuan pesat yang dibutuhkan untuk mengatasi perubahan iklim membutuhkan tindakan sektor publik. Mengingat skala investasi dan kebutuhan akan tindakan terkoordinasi di semua sektor ekonomi, itu artinya hanya pemerintah yang mampu untuk memimpin perubahan yang dibutuhkan," ungkap Ian Carruthers, Ketua IPSASB, dikutip dari ESG Today, Selasa (5/11/2024).

Tindakan sektor publik ini misalnya menggunakan alat kebijakan seperti perpajakan, regulasi, dan subsidi sehingga dapat memengaruhi perilaku di seluruh perekonomian.

IPSASB menambahkan bahwa standar baru tersebut juga dibangun di atas dasar global dari Dewan Standar Keberlanjutan Internasional (ISSB), dengan mencatat bahwa rancangan standar mengusulkan prinsip-prinsip untuk kelompok entitas sektor publik yang lebih terbatas dan bertanggung jawab atas program kebijakan publik terkait iklim dan hasilnya.

"Dengan membangun dasar global ISSB yang diadopsi oleh yurisdiksi di seluruh dunia, IPSASB membawa sektor publik ke dalam ekosistem pelaporan keberlanjutan global," papar Sue Lloyd, Wakil Ketua ISSB.

Baca juga:

"Konsistensi dalam persyaratan pengungkapan akan membantu mendorong sistem pelaporan perusahaan yang efisien, mengurangi kompleksitas dan fragmentasi yang dapat merusak kegunaan informasi keberlanjutan dalam pengambilan keputusan investor,” tambahnya.

Dengan dirilisnya draf tersebut, IPSASB pun meminta masukan publik hingga 28 Februari 2025.

IPSASB meminta masukan dari berbagai pihak mulai dari para pemangku kepentingan sektor publik, termasuk penyusun laporan keberlanjutan sektor publik terkait iklim dan laporan keberlanjutan lainnya, penyusun standar pelaporan keberlanjutan regional dan nasional, akuntan profesional, penyedia jaminan keberlanjutan, hingga anggota masyarakat yang berkepentingan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Punya Peran Penting untuk Ketahanan Pangan Dunia, Petani Gurem Masih Terus Diabaikan

Punya Peran Penting untuk Ketahanan Pangan Dunia, Petani Gurem Masih Terus Diabaikan

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

Masyarakat di Desa Guci Tegal Berhasil Kembangkan Hutan Wisata Berkelanjutan

LSM/Figur
Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi: Dunia Masih Belum Sadar Krisis Air

Jadi Utusan Khusus Sekjen PBB, Retno Marsudi: Dunia Masih Belum Sadar Krisis Air

LSM/Figur
Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Warga di Berau Manfaatkan Lahan Hutan Mangrove untuk Bertambak

Pemerintah
COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

COP16 Riyadh: Investasi Restorasi Lahan Berdampak Ekonomi 30 Kali Lipat

LSM/Figur
Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Kendaraan di Dunia Lepaskan 6 Juta Ton Serpihan Mikroplastik Per Tahun

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau