Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenjangan Pendanaan Adaptasi Iklim Bengkak 187 Miliar Dollar AS Per Tahun

Kompas.com - 11/11/2024, 17:35 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie


KOMPAS.com - Penelitian mengungkap bahwa tanpa pengurangan signifikan dalam emisi gas rumah kaca (GRK), dunia berada di jalur kenaikan suhu yang dahsyat, yakni sebesar 2,6-3,1 derajat Celsius pada abad ini.

Di sisi lain, pendanaan adaptasi masih jauh di bawah kebutuhan mendesak negara-negara berkembang.

Hasil tersebut merupakan laporan ‘Adaptation Gap Report 2024’ yang dikeluarkan oleh Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP).

Laporan itu menekankan meningkatnya kerentanan negara-negara berkembang terhadap dampak perubahan iklim yang makin buruk dan menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan dukungan finansial yang jauh lebih besar.

Baca juga:

Dukungan Finansial

Mengutip Edie, Senin (11/11/2024) laporan menyoroti meski pendanaan adaptasi publik internasional untuk negara-negara berkembang telah meningkat dari 22 miliar dollar AS pada tahun 2021 menjadi 28 miliar dollar AS pada tahun 2022. Peningkatan tersebut masih jauh untuk memenuhi kebutuhan yang sebenarnya.

Kesenjangan antara persyaratan pendanaan adaptasi dan arus publik internasional saat ini diperkirakan sekitar 187 hingga 359 miliar dollar AS per tahun.

Bahkan, jika negara-negara maju memenuhi komitmen untuk menggandakan pendanaan adaptasi pada tahun 2025, itu hanya akan mengurangi kesenjangan sekitar 5 persen.

Laporan juga mencatat lambatnya kemajuan dalam perencanaan dan implementasi adaptasi di seluruh dunia.

Sebanyak 171 negara memiliki instrumen perencanaan adaptasi nasional akan tetapi efektivitas rencana tersebut beragama, khususnya di negara-negara berkembang.

Banyak negara menghadapi tantangan dalam menerjemahkan strategi adaptasi menjadi tindakan yang bermakna.

Lebih lanjut, evaluasi proyek-proyek yang didukung oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) menunjukkan bahwa setengah dari upaya ini tidak memuaskan atau tidak mungkin berkelanjutan tanpa pendanaan yang berkelanjutan.

“Perubahan iklim telah menghancurkan masyarakat di seluruh dunia, khususnya yang paling miskin dan rentan. Badai yang mengamuk meratakan rumah-rumah, kebakaran hutan menyapu bersih hutan, dan degradasi lahan serta kekeringan merusak lanskap," ungkap Direktur eksekutif UNEP Inger Andersen.

“Tanpa tindakan, ini adalah pratinjau tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Tidak ada alasan bagi dunia untuk tidak serius tentang adaptasi,” tambahnya.

Baca juga:

Ajakan Bertindak

Untuk mengatasi masalah, UNEP menyerukan agar tujuan kolektif baru mengenai pendanaan iklim disepakati pada COP29. Termasuk agar kepemimpinan COP29 mengadvokasi komponen adaptasi yang lebih kuat dalam janji iklim nasional di masa mendatang.

COP29 akan berlangsung dari tanggal 11 hingga 22 November di Baku, Azerbaijan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Balai Gakkumhut Tangkap Penjual Sisik dan Kuku Trenggiling di Medsos
Balai Gakkumhut Tangkap Penjual Sisik dan Kuku Trenggiling di Medsos
Pemerintah
RDF Rorotan Akan Beroperasi Lagi, DLH DKI Janji Tak Ada Bau ke Permukiman
RDF Rorotan Akan Beroperasi Lagi, DLH DKI Janji Tak Ada Bau ke Permukiman
Pemerintah
Jaga Ekosistem, Ratusan Karyawan CIMB Niaga Bersihkan Sungai Ciliwung
Jaga Ekosistem, Ratusan Karyawan CIMB Niaga Bersihkan Sungai Ciliwung
Swasta
Revisi UU Kehutanan Harus Jadi Momen Akhiri Warisan Kolonial
Revisi UU Kehutanan Harus Jadi Momen Akhiri Warisan Kolonial
LSM/Figur
Pusat Data Rentan Bencana Iklim, Kerugian Bisa Capai Miliaran Dolar
Pusat Data Rentan Bencana Iklim, Kerugian Bisa Capai Miliaran Dolar
Pemerintah
Banjir Berpotensi Lepaskan Bahan Kimia Berbahaya
Banjir Berpotensi Lepaskan Bahan Kimia Berbahaya
Pemerintah
Perusahaan Sawit Didenda Rp 282 Miliar Atas Kasus Kebakaran Lahan
Perusahaan Sawit Didenda Rp 282 Miliar Atas Kasus Kebakaran Lahan
Pemerintah
KKP Targetkan Produksi Ikan Naik Usai Revitalisasi Tambak Pantura
KKP Targetkan Produksi Ikan Naik Usai Revitalisasi Tambak Pantura
Pemerintah
DLH Jabar Denda Rp 3,5 Miliar Perusahaan yang Cemari Sungai Citarum
DLH Jabar Denda Rp 3,5 Miliar Perusahaan yang Cemari Sungai Citarum
Pemerintah
Kemenhut Dapat Dana Rp 4,93 Triliun, Terbesar untuk Konservasi SDA dan Ekosistem
Kemenhut Dapat Dana Rp 4,93 Triliun, Terbesar untuk Konservasi SDA dan Ekosistem
Pemerintah
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Pemerintah
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau