Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Komitmen ESG, Pupuk Kaltim Raih Platinum ASSRAT 7 Tahun Berturut-turut

Kompas.com - 24/11/2024, 17:30 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dalam upaya berkelanjutan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali meraih penghargaan Platinum dalam "Asia Sustainability Reporting Rating (ASSRAT) 2024".

Penghargaan ini diraih Pupuk Kaltim selama tujuh tahun berturut-turut dan menjadi bukti nyata komitmen perusahaan terhadap prinsip Environment, Social dan Governance (ESG) pembangunan berkelanjutan.

Penghargaan Platinum ASSRAT 2024 diterima Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim, Qomaruzzaman dalam acara "The National Center for Sustainability Reporting (NCSR)" di Jakarta pada 21 November 2024.

“Kami sangat bangga bahwa upaya berkelanjutan Pupuk Kaltim mendapatkan pengakuan di tingkat internasional," ungkap Qomaruzzaman.

"Penghargaan ini menjadi bukti bagi kami bahwa inovasi dan adaptasi yang terus kami lakukan dalam menjalankan prinsip-prinsip ESG tidak hanya teori, tetapi juga praktik nyata yang berdampak kepada kegiatan operasional kami sehari-hari,” ujar Qomaruzzaman.

Predikat Platinum diberikan kepada perusahaan yang mencapai nilai 93-100 dan juga memenuhi standar Global Reporting Initiative (GRI) dalam pelaporan.

Berdasarkan Laporan Keberlanjutan Pupuk Kaltim tahun 2023, Pupuk Kaltim berhasil mencatat pencapaian di atas standar GRI untuk pengungkapan penuh penggunaan energi dan emisi rumah kaca (Greenhouse Gases/GHG) yang dihasilkan.

Tidak hanya itu, Pupuk Kaltim juga aktif dalam pengembangan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan seperti clean ammonia.

Dalam kegiatan operasional sehari-hari, Pupuk Kaltim secara konsisten menerapkan beragam inovasi memastikan keberlanjutan, mulai dari efisiensi produksi, pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat, hingga pelestarian lingkungan.

Inisiatif-inisiatif tersebut sejalan dengan salah satu fokus utama perusahaan, yaitu program dekorbanisasi yang telah dicanangkan dalam dua etape.

Etape pertama mencakup inisiatif ekonomi sirkuler dan strategi offset karbon melalui penanaman hutan komunitas (community forest) dan pengurangan konsumsi energi.

Program-program ini tidak hanya mendukung keberlanjutan operasional tapi juga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitar fasilitas produksi.

“Kami berkomitmen mendukung target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission tahun 2060. Melalui berbagai inisiatif, kami ingin terus menjadi pelopor dalam transformasi hijau dan inspirasi bagi pelaku industri lain dalam penerapan prinsip ESG,” tambah Qomaruzzaman.

Ke depannya, Pupuk Kaltim berkomitmen terus memperluas inisiatif-inisiatif ini dengan fokus pada pengembangan infrastruktur dan ekspansi guna memenuhi kebutuhan pupuk nasional.

Sejalan hal itu, BUMN ini juga memperkuat komitmen dalam mempertahankan kinerja baik agar dapat terus menjalankan bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Baca juga: Wujudkan Komitmen ESG untuk Lingkungan Berkelanjutan, Telkomsel Tanam 10.600 Mangrove

“Pupuk Kaltim paham keberlanjutan sebagai bagian integral yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan operasional perusahaan," tegas Qomaruzzaman.

"Berkaca pada prestasi kami selama beberapa tahun terakhir, Pupuk Kaltim akan berupaya untuk terus mengutamakan faktor ekologi dan humanis, sekaligus mengembangkan inovasi dan teknologi yang lebih ramah lingkungan," tutup Qomaruzzaman.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau