KOMPAS.com - Departemen Meteorologi India melaporkan, 2024 menjadi tahun terpanas di "Negeri Anak Benua" tersebut sejak 1901 alias sekitar 123 tahun terakhir.
"Suhu udara permukaan daratan rata-rata tahunan di seluruh India pada 2024 adalah 0,65 derajat celsius di atas rata-rata jangka panjang, periode 1991-2020," kata Direktur Jenderal Departemen Meteorologi India Mrutyunjay Mohapatra, sebagaimana dilansir AFP, Rabu (1/1/2025).
Situasi negara padat penduduk di dunia tersebut mengikuti pola cuaca ekstrem global yang dipicu oleh perubahan iklim.
Baca juga: 2024 Disebut Jadi Tahun Terpanas Dalam Sejarah
Beberapa hari sebelumnya, Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) memperkirakan, 2024 menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan.
Tak hanya cuaca panas, perubahan iklim memicu serangkaian peristiwa ekstrem yang memicu bencana alam dan menyebabkan kerusakan senilai miliaran dollar AS atau ratusan triliun rupiah.
India sendiri turut dilanda gelombang panas terpanjang tahun lalu. Suhu udara melonjak lebih dari 45 derajat celsius.
Pada Mei, gelombang panas di ibu kota, New Delhi, sempat mencapai 49,2 derajat celsius, rekor yang sebelumnya terpecahkan pada 2022.
Baca juga: Studi Ungkap Penyebab 2023 Jadi Tahun Terpanas
India adalah penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar ketiga di dunia. Untuk diketahui, emisi GRK adalah penyebab utama pemanasan global yang memicu perubahan iklim.
Akan tetapi, negara tersebut berkomitmen untuk mencapai ekonomi tanpa emisi bersih pada 2070, dua dekade setelah sebagian besar negara-negara industri Barat.
Untuk saat ini, India sangat bergantung pada batu bara untuk pembangkit listriknya.
Baca juga: 2024 Hampir Dipastikan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah
Pemanasan global, yang sebagian besar didorong oleh pembakaran bahan bakar fosil, bukan hanya tentang meningkatnya suhu, tetapi efek lanjutan dari semua panas tambahan di atmosfer dan laut.
Udara yang lebih hangat dapat menampung lebih banyak uap air, dan lautan yang lebih hangat berarti penguapan yang lebih besar, yang mengakibatkan hujan lebat dan badai yang lebih deras.
Dampaknya luas, mematikan, dan semakin mahal karena menyebabkan kerusakan.
Baca juga: 2024 Diproyeksikan Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya