Menurut penelitian tersebut, konsumsi produk hewani berkontribusi terhadap perkembangan banyak penyakit kronis dan infeksi yang resistan terhadap antibiotik pada manusia.
Infeksi yang resistan terhadap antibiotik membunuh sekitar 700.000 orang di seluruh dunia setiap tahunnya.
"Proliferasi peternakan hewan yang terindustrialisasi telah membawa kita lebih dekat dari sebelumnya dengan wabah zoonosis manusia yang mematikan seperti flu burung dan H1N1 (flu babi)," ungkap Profesor Knight.
Namun perubahan penting pada sistem pangan dan kebiasaan konsumsi kita akan memerlukan perubahan pola pikir global.
"Masa depan umat manusia dan semua kehidupan di planet kita bergantung pada keberlanjutan, dan data menunjukkan bahwa kita tidak akan berhasil dalam isu perubahan iklim kecuali kita mengubah cara kita memproduksi dan mengonsumsi makanan," imbuh Dr. Svetlana Feigin, penulis utama studi ini.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya