Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Pembangkit PLN Suplai Listrik Hijau ke Pelanggan, Kapasitasnya Capai 10,99 TWh

Kompas.com - 31/01/2025, 10:17 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Delapan pembangkit PT PLN (Persero) menyuplai listrik hijau ke perusahaan melalui layanan Green as a Service (GEAS) Renewable Energy Certificate (REC).

Pembangkit tersebut yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang, PLTP Ulubelu, PLTP Lahendong, dan PLTP Ulumbu, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata, PLTA Bakaru, PLTA Orya Genyem, serta Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Lambur.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan, REC adalah instrumen produk hijau inovasi PLN yang mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Baca juga: Layanan Listrik Hijau PLN Tumbuh 117 Persen pada 2024

"REC memberikan jaminan atas penggunaan EBT secara transparan dan diakui internasional," ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Jumat (31/1/2025).

Menurut dia, REC PLN memvalidasi produksi tenaga listrik per Megawatt hour (MWh) untuk pelanggan berasal dari energi listrik hijau yang terverifikasi. ERC dinilai sebagai solusi bagi sektor industri maupun bisnis guna memperoleh listrik hijau yang andal dan terjangkau.

“Setiap sertifikat REC memastikan listrik yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau non fosil, dengan sistem pelacakan APX Tradable Instrument for Global Renewables (TIGRs) dari Amerika Serikat yang memastikan sertifikat telah memenuhi standar internasional,” papar Darmawan.

Dia mengungkapkan PLN telah menjual listrik hijau hingga 10,99 Terawatt hour (TWh) sejak 2020-2024. Dari angka tersebut, 49 persen dicapai di 2024 atau sebesar 5,38 TWh, yang mengartikan terjadi pertumbuhan secara signifikan.

Perusahaan Nike, PT Cheil Jedang Indonesia, PT Asahimas Chemical, PT Agincourt Resources, PT Indah Klat Pulp & Paper Tbk, PT Air Liquide Indonesia, PT South Pacific Viscose, PT Sorini Agro Asia Corporindo, PT Smelting, dan PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia menjadi konsumen REC terbesar. Kapasitasnya mencapai 2,81 TWh atau sekitar 52 persen dari total kapasitas yang digunakan pada 2024.

Baca juga: PLTP Pertama Aceh Bisa Terwujud di Seulawah Agam

Darmawan memproyeksikan, tingginya tren minat pelanggan sektor industri dan bisnis terhadap layanan listrik hijau REC akan meningkat.

"Makin banyak perusahaan besar, baik dari dalam dan luar negeri, yang mempercayakan suplai listrik hijaunya dengan REC PLN. Sehingga, kami optimistis layanan listrik hijau ini akan terus tumbuh," jelas dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau