Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ASA KEBERLANJUTAN

Dukung Program Pemerintah, MHU Perkuat Pencegahan Stunting di Kawasan Lingkar Tambang

Kompas.com - 30/01/2025, 17:57 WIB
Hotria Mariana,
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Nisaul Khasana (35), salah satu penerima manfaat program PT Multi Harapan Utama (MHU), kini bisa tersenyum lega. Buah hatinya, Firza Ananda Santosa yang belum genap berusia tiga tahun, menunjukkan pertumbuhan berat badan signifikan. Sebelumnya, ia sempat resah lantaran Firza mengalami gangguan pertumbuhan.

Firza merupakan salah satu dari belasan anak di Kelurahan Graha Indah, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim) yang teridentifikasi mengalami stunting atau tengkes dan mendapatkan bantuan melalui program "bapak asuh" MHU.

Stunting saat ini menjadi salah satu tantangan kesehatan serius yang tengah diatasi Pemerintah Indonesia. Pasalnya, anak-anak yang mengalami stunting berisiko menghadapi berbagai masalah serius, seperti kemampuan belajar yang lebih rendah, daya tahan tubuh yang lemah, dan potensi produktivitas yang berkurang di masa depan.

Baca juga: Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Kondisi itu mengancam upaya Indonesia dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing global guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 yang ditargetkan bisa menjadi negara maju.

Program penanganan stunting yang digulirkan atas kerja sama pemerintah daerah dan sektor swasta, salah satunya MHU, menjadi angin segar bagi para orangtua yang peduli terhadap tumbuh kembang dan asupan gizi anak-anak mereka, termasuk Nisaul. Berkat hal tersebut, Firza kini memperoleh bantuan tambahan kebutuhan gizi.

"Bulan September lalu, berat badan Firza hanya 8,7 kg. Alhamdulillah, sekarang sudah naik menjadi 8,9 kg," katanya dengan senyum penuh haru.

Baca juga: Pengintegrasian GMP dan ESG, Cara MHU Wujudkan Industri Pertambangan yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan

Program penanganan stunting yang diterapkan oleh MHU ini menjadi angin segar bagi para orang tua yang peduli terhadap tumbuh kembang dan asupan gizi anak-anak mereka.

"Kami sangat bersyukur. Program ini benar-benar membantu dan membuat kami merasa anak-anak kami diperhatikan dengan baik," lanjutnya.

Kolaborasi bersama

Merespons hal tersebut, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menurunkan prevalensinya. Salah satunya, pada pemerintahan Presiden RI Ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Jokowi saat itu mengamanatkan pencapaian target nasional prevalensi stunting sebesar 14 persen dari 21,6 persen pada 2023.

Salah satu upaya upaya percepatan penurunan stunting yang dilakukan adalah dengan menggandeng berbagai pihak untuk bergotong royong. Aksi ini diimplementasikan dalam wujud Gerakan Olah Bebaya Anak Asuh Stunting (GO-BAAS).

Baca juga: Komitmen Dorong Kemandirian Ekonomi, PPM MHU Sabet Tamasya Award 2024

Lanjutan Perpres tersebut kemudian diturunkan oleh Kementerian Energi Sumber Daya dan mineral (ESDM) lewat surat edaran tentang peran serta badan usaha pertambangan dalam rangka percepatan penurunan stunting. Implementasinya dengan memasukkan tujuan ini ke dalam program pemberdayaan masyarakat.

Upaya itu pun berlanjut di era kepemimpinan Presiden RI Ke-8 Prabowo Subianto. Dalam Sidang Kabinet Paripurna perdananya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2024), Prabowo langsung memberikan arahan kepada para menteri Kabinet Merah Putih untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah digaungkan olehnya saat kampanye.

Dilansir Kompas.id, Rabu (30/10/2024), Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Nasional Wihaji menyampaikan bahwa penanganan stunting membutuhkan kerja sama seluruh pihak, mulai dari kementerian, lembaga, pemerintah, hingga swasta.

Baca juga: Upaya MHU Dongkrak Perekonomian Desa di Kaltim Dapat Pujian dari Menteri Desa dan PDT

Bantuan yang diberikan pun, lanjut Wihaji, diharapkan tidak hanya simbolis, tapi juga berkelanjutan. Sebab, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia 2022, angka stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen. Angka ini masih di atas ambang batas standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia sebesar 20 persen.

MHU berkomitmen mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting melalui program ?Bapak Asuh? untuk 100 anak di Desa Jembayan, Loa Kulu, Kutai Kartanegara.Dok.MHU MHU berkomitmen mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting melalui program ?Bapak Asuh? untuk 100 anak di Desa Jembayan, Loa Kulu, Kutai Kartanegara.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau