Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laju Pemanasan Laut Melonjak, Tanda Perubahan Iklim Makin Cepat

Kompas.com - 30/01/2025, 16:18 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laju pemanasan laut meningkat lebih dari 4 kali lipat terhitung sejak tahun 1985. Suhu laut memecahkan rekor selama 450 hari berturut-turut pada 2023 dan awal 2024.

Hal tersebut, menurut hasil penelitian dari University of Reading, Inggris, menjadi tanda laju perubahan iklim meningkat.

Betul, sebagian dari peningkatan suhu itu terjadi akibat El Nino. Namun, menurut kalkulasi, kontrobusi fenomena itu kecil. Sekitar 44 persen adalah kontribusi perubahan iklim. 

Chris Merchant, sang peneliti, menggunakan data satelit untuk menganalisis pemanasan laut selama 4 dekade.

Menurutnya, percepatan peningkatan suhu disebabkan perubahan ketidakseimbangan energi Bumi (EEI), atau ukuran seberapa banyak panas yang terperangkap di atmosfer.

Perubahan EEI cukup signifikan, sekitar dua kali lipat sejak 2010, menyebabkan laut menyerap lebih banyak panas daripada sebelumnya.

Baca juga: Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia

"Lautan mengatur laju pemanasan global secara umum. Jadi, sebagai tambahan, pemanasan global secara keseluruhan termasuk daratan telah meningkat pesat," ungkap Merchant seperti dikutip New Scientist, Kamis (30/1/2025).

Lebih lanjut, Merchant dan timnya memperkirakan bahwa laju pemanasan laut dapat terus meningkat pesat dalam beberapa dekade mendatang.

“Jika tren EEI diekstrapolasi ke masa depan maka kita dapat memperkirakan pemanasan dalam 20 tahun ke depan sebanyak yang telah terjadi dalam 40 tahun terakhir," kata Merchant.

Analisis Merchant ini pun memberikan gambaran kondisi yang perlu diperhatikan.

Temuan ini dipublikasikan di Environmental Research Letters.

Baca juga: Inikah Obat Krisis Iklim? CDR Serap Karbon 99.000 Kali Lebih Cepat dari Lautan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau