KOMPAS.com - Laju pemanasan laut meningkat lebih dari 4 kali lipat terhitung sejak tahun 1985. Suhu laut memecahkan rekor selama 450 hari berturut-turut pada 2023 dan awal 2024.
Hal tersebut, menurut hasil penelitian dari University of Reading, Inggris, menjadi tanda laju perubahan iklim meningkat.
Betul, sebagian dari peningkatan suhu itu terjadi akibat El Nino. Namun, menurut kalkulasi, kontrobusi fenomena itu kecil. Sekitar 44 persen adalah kontribusi perubahan iklim.
Chris Merchant, sang peneliti, menggunakan data satelit untuk menganalisis pemanasan laut selama 4 dekade.
Menurutnya, percepatan peningkatan suhu disebabkan perubahan ketidakseimbangan energi Bumi (EEI), atau ukuran seberapa banyak panas yang terperangkap di atmosfer.
Perubahan EEI cukup signifikan, sekitar dua kali lipat sejak 2010, menyebabkan laut menyerap lebih banyak panas daripada sebelumnya.
Baca juga: Pemanasan Global Picu Siklon dan Hujan Badai di Seluruh Asia
"Lautan mengatur laju pemanasan global secara umum. Jadi, sebagai tambahan, pemanasan global secara keseluruhan termasuk daratan telah meningkat pesat," ungkap Merchant seperti dikutip New Scientist, Kamis (30/1/2025).
Lebih lanjut, Merchant dan timnya memperkirakan bahwa laju pemanasan laut dapat terus meningkat pesat dalam beberapa dekade mendatang.
“Jika tren EEI diekstrapolasi ke masa depan maka kita dapat memperkirakan pemanasan dalam 20 tahun ke depan sebanyak yang telah terjadi dalam 40 tahun terakhir," kata Merchant.
Analisis Merchant ini pun memberikan gambaran kondisi yang perlu diperhatikan.
Temuan ini dipublikasikan di Environmental Research Letters.
Baca juga: Inikah Obat Krisis Iklim? CDR Serap Karbon 99.000 Kali Lebih Cepat dari Lautan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya