Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

Kompas.com - 11/02/2025, 17:43 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Inovasi di bidang energi terbarukan terus berkembang pesat. Indonesia sendiri menunjukkan potensi besar dalam memanfaatkan bioetanol sebagai bahan bakar hijau.

Salah satu penelitian menarik yang menjanjikan solusi baru bagi tantangan energi di Indonesia dilakukan oleh siswa kelas 11 Jakarta Intercultural School, Kezia Felicia Kurniawan.

Di bawah naungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kezia mengeksplorasi metode konversi etanol menjadi bensin dengan pendekatan yang tidak konvensional. Penelitian ini tidak hanya menekankan efisiensi teknologi, tetapi juga membuka peluang besar bagi pemanfaatan energi hijau di Tanah Air.

Penelitian tersebut berfokus pada penggunaan bentonit berpilar aluminium (Al-PILC) sebagai katalis untuk mengubah etanol menjadi bensin.

Baca juga: Pemerintah Diminta Serius Kembangkan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati

Metode tersebut terbukti mampu meningkatkan efisiensi konversi secara signifikan. Berdasarkan hasil riset awal, penggunaan Al-PILC meningkatkan selektivitas bensin hingga 51,70 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dari pemanfaatan bentonit yang tidak dimodifikasi yang hanya mencapai 0,91 persen.

Pembimbing penelitian tersebut, Dr Robert Ronal Widjaya, MSi, menyatakan bahwa penggunaan Al-PILC menawarkan efisiensi luar biasa dalam proses konversi tersebut.

"Temuan ini menunjukkan bahwa kita dapat memproduksi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dengan pendekatan yang lebih berkelanjutan," ujar Dr Robert dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (11/2/2025).

Menurutnya, metode tersebut memiliki potensi besar untuk diadaptasi dalam skala industri. Apalagi, ketersediaan bioetanol melimpah di Indonesia.

“Dengan memanfaatkan bahan baku dari hasil pertanian, seperti singkong dan tebu, bioetanol dapat menjadi salah satu solusi energi terbarukan yang mendukung komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca,” jelas Dr Robert.

Tidak berhenti pada tahap penelitian, Kezia juga aktif melakukan kampanye edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang biogas dan manfaatnya.

Dalam kampanye tersebut, ia mengintegrasikan berbagai aktivitas, seperti diskusi interaktif dan pemasangan spanduk, guna menjelaskan pentingnya peralihan ke bahan bakar terbarukan.

“Menurut survei publik yang kami lakukan, sebanyak 67 persen dari 200 responden menyatakan minat untuk beralih ke bahan bakar yang lebih bersih dan berkelanjutan, meskipun sebagian besar masyarakat belum familiar dengan istilah biogas,” tutur Kezia.

Baca juga: Kemenhut Siapkan Hutan untuk Produksi Bioetanol dari Aren

Oleh sebab itu, diperlukan edukasi lebih lanjut untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap penggunaan energi. Menurut dia, penelitian hanya berdampak jika hasilnya dapat diterapkan oleh masyarakat.

Penelitian tersebut sejalan dengan agenda nasional untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor dan mendorong penggunaan energi terbarukan.

Dengan memanfaatkan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan kemandirian energi sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Selain itu, proses produksi biogas dari bioetanol juga menawarkan solusi pengelolaan limbah organik dan menciptakan manfaat ganda bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target pengurangan emisi karbon dan mitigasi perubahan iklim.

Inisiatif Kezia juga memberikan inspirasi bagi generasi muda dapat berkontribusi dalam menghadapi tantangan global.

"Perjalanan ini tidak hanya memperdalam pemahaman saya tentang ilmu lingkungan, tetapi juga membangun tekad untuk terus mencari solusi nyata melalui penelitian dan inovasi," imbuh dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jakarta Utara Disiapkan Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia

Jakarta Utara Disiapkan Jadi Contoh Pengelolaan Sampah di Indonesia

Pemerintah
Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

Eksplorasi Metode Konversi Etanol ke Bensin Buka Potensi Energi Hijau Indonesia

LSM/Figur
Aksi Iklim Tak Boleh Gulung Tikar

Aksi Iklim Tak Boleh Gulung Tikar

Pemerintah
MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

MIND ID Grup Ubah Sampah Plastik Jadi Media Tanam di Fasilitas Nursery

Swasta
Ketika Presiden AS Ikut Campur Urusan Sedotan Plastik...

Ketika Presiden AS Ikut Campur Urusan Sedotan Plastik...

Pemerintah
Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

Teknologi dan Infrastruktur Tak Cukup untuk Capai Target Emisi 2050

LSM/Figur
Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Negara Pencemar Terbesar Dunia Lewatkan Tenggat Waktu Target Iklim

Pemerintah
Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

Kebijakan dan Tujuan Lingkungan Ihwal Sampah Plastik Belum Selaras

LSM/Figur
Investor Pilih Label Hijau, Kabar Baik Sekaligus Alarm Greenwashing

Investor Pilih Label Hijau, Kabar Baik Sekaligus Alarm Greenwashing

Swasta
Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

Minuman dalam Kemasan Plastik Kecil Paling Berbahaya bagi Lingkungan

LSM/Figur
UNICEF: 100 Kematian Anak per Hari di Asia Timur Terkait Polusi Udara

UNICEF: 100 Kematian Anak per Hari di Asia Timur Terkait Polusi Udara

LSM/Figur
Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

Australia Suntik Investasi Rp 130 Miliar untuk Energi Terbarukan hingga Pengelolaan Limbah

Pemerintah
Indonesia Jangan Muram, Kejar Ketertinggalan lewat Riset Biodiversitas

Indonesia Jangan Muram, Kejar Ketertinggalan lewat Riset Biodiversitas

LSM/Figur
Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

Guru Besar IPB: Limbah Cair Pabrik Sawit Punya Nilai Ekonomi Jika Diolah

LSM/Figur
Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

Cek Kesehatan Gratis Dimulai, Limbah Medis Perlu Serta Jadi Perhatian

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau