KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan ikut campur urusan sedotan di dalam negeri.
Baru-baru ini, Trump menandatangani perintah eksekutif (semacam keputusan presiden atau keppres) untuk kembali menggunakan sedotan plastik.
Perintah eksekutif tersebut membatalkan kebijakan Presiden AS sebelummya, Joe Biden, yang memerintahkan penggunaan sedotan kertas. Biden beralasan, polusi plastik saat ini merupakan krisis.
Baca juga: USAID Ditutup Trump, Menkes Cari Negara Donor Lain
Pada 2024, Biden memerintahkan penghentian pembelian sedotan plastik secara bertahap oleh pemerintah AS. Aturan tersebut juga berlaku untuk peralatan makan dan kemasan plastik.
Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menargetkan polusi plastik, Biden mengumumkan akan secara bertahap menghapus plastik sekali pakai dari kemasan makanan, operasional, dan acara pada 2027, dan dari semua operasional federal pada 2035.
Namun, kini setelah Trump menjadi Presiden AS, dia memerintahkan lembaga pemerintah untuk berhenti membeli sedotan kertas dan menyerukan strategi untuk menghilangkannya di seluruh negeri.
"Kita akan kembali ke sedotan plastik," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin (10/2/2025), sebagaimana dilansir BBC.
Baca juga: Trump Hentikan USAID, Proyek Terkait SDG di Indonesia Terdampak
Trump juga menyebut sedotan kertas tidak berfungsi serta menjijikkan karena larut di mulut.
"Jika ada sesuatu panas, benda-benda ini tidak bertahan lama, seperti hitungan menit, terkadang hitungan detik. Ini situasi yang konyol," kata Trump.
Trump telah lama mengkritik sedotan kertas.
Dalam kampanyenya pada 2020, sedotan plastik bermerek "Trump" dijual seharga 15 dollar AS untuk satu pak berisi 10 sedotan.
Secara total, kampanye tersebut dilaporkan menghasilkan hampir 500.000 dollar AS dari penjualan sedotan hanya dalam beberapa minggu pertama.
Baca juga: Transisi Energi Dunia Jalan Terus di Tengah Berbagai Kebijakan Trump
Beberapa statistik menyebutkan, jumlah sedotan minum sekali pakai yang digunakan di AS mencapai 500 juta per hari.
Angka tersebut masih diperdebatkan dan jumlah yang sebenarnya bisa lebih banyak dari itu.
Sejumlah kota dan negara bagian AS telah mengadopsi aturan yang membatasi penggunaan sedotan plastik atau mengharuskan bisnis menyediakannya hanya setelah diminta oleh pelanggan.
Statistik Program Lingkungan PBB menunjukkan 460 juta metrik ton plastik diproduksi setiap tahun.
Angka tersebut berkontribusi terhadap sampah di lautan dan mikroplastik yang dapat memengaruhi kesehatan manusia.
Baca juga: Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya