Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Ganda Wisata Selam, Bantu Lindungi Laut dan Tingkatkan Perekonomian Lokal

Kompas.com, 26 Juli 2025, 20:24 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Cell Reports Sustainability menemukan bahwa industri pariwisata selam global menghasilkan sekitar 20 miliar dollar AS per tahun.

Namun menariknya, pariwisata ini tidak hanya mampu mendongkrak ekonomi lokal karena mempekerjakan penduduk setempat.

Industri ini ternyata menurut peneliti juga bisa mendukung proyek-proyek konservasi laut dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melindungi laut.

"Menyelam adalah pilar ekonomi bernilai miliaran dolar yang dapat menyalurkan uang turis langsung ke komunitas pesisir dan perlindungan laut," kata penulis utama studi, Anna Schuhbauer dari University of British Columbia, dikutip dari Phys, Jumat (25/7/2025).

Studi terbaru menunjukkan bahwa ekowisata, yaitu kegiatan di mana peserta mengamati dan berinteraksi dengan organisme laut dengan cara yang tidak membahayakan kehidupan laut, dapat memainkan peran penting dalam konservasi laut, terutama di kawasan lindung laut.

Baca juga: MIND ID Komitmen Perkuat Pendampingan Budidaya Ikan Laut

Dalam upaya untuk mengukur dampak tersebut, Schuhbauer dan timnya memutuskan untuk fokus pada salah satu kegiatan ekowisata paling populer yakni menyelam (scuba diving).

"Industri selam global telah tumbuh secara stabil, namun para pembuat kebijakan tidak memiliki perkiraan global terkini tentang nilai sebenarnya dari sektor ini," kata Schuhbauer.

Menurutnya, sebagian besar penelitian sebelumnya hanya berhenti pada studi kasus lokal atau gambaran nasional, jadi dampak ekonomi kumulatif dan potensi untuk berkontribusi pada konservasi laut tetap tidak terlihat.

Dengan melakukan survei terhadap para operator selam di seluruh dunia, Schuhbauer dan timnya memperkirakan total pendapatan global yang dihasilkan oleh pariwisata selam laut, serta manfaat ekonominya bagi konservasi laut dan mata pencaharian lokal.

Mereka memperkirakan ada 11.590 operator selam di 170 negara yang terlibat dalam ekowisata, dan mereka mempekerjakan sekitar 124.000 orang, di mana 80 persen di antaranya adalah warga negara setempat.

Menurut penelitian, pariwisata selam menyumbang pendapatan tahunan sebesar 0,9-3,2 miliar dolar AS, dengan total 8,5-20,4 miliar dolar AS. Angka ini membuktikan bahwa menyelam adalah bagian penting dari ekowisata laut secara global.

Para peneliti berharap informasi ini memperkuat argumen untuk pengelolaan inisiatif konservasi berbasis masyarakat, mengingat mayoritas kelompok ekowisata mempekerjakan penduduk lokal.

Baca juga: Tanggul Laut Raksasa Berisiko Tinggi, Libatkan Masyarakat Sejak Awal

Mereka juga mencatat bahwa perkiraan mereka hanya mencakup keuangan terkait perjalanan menyelam, penyewaan peralatan, sertifikasi menyelam, serta perjalanan dan akomodasi terkait.

Perkiraan ini tidak termasuk dampak ekonomi yang lebih luas dari manufaktur dan penjualan peralatan, atau aliran pendapatan lain yang dihasilkan melalui asosiasi selam internasional.

Semua hal tersebut bisa dimasukkan dalam survei di masa depan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang dampak ekonomi industri ini.

Lebih lanjut, angka-angka yang dihasilkan dari penelitian ini bersifat perkiraan awal dan belum sangat rinci. Oleh karena itu, data ini sebaiknya digunakan sebagai panduan atau pertimbangan dalam membuat kebijakan, bukan sebagai dasar yang mutlak.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
LSM/Figur
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Pemerintah
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
Pemerintah
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
LSM/Figur
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
LSM/Figur
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
LSM/Figur
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau