KOMPAS.com - Sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Cell Reports Sustainability menemukan bahwa industri pariwisata selam global menghasilkan sekitar 20 miliar dollar AS per tahun.
Namun menariknya, pariwisata ini tidak hanya mampu mendongkrak ekonomi lokal karena mempekerjakan penduduk setempat.
Industri ini ternyata menurut peneliti juga bisa mendukung proyek-proyek konservasi laut dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melindungi laut.
"Menyelam adalah pilar ekonomi bernilai miliaran dolar yang dapat menyalurkan uang turis langsung ke komunitas pesisir dan perlindungan laut," kata penulis utama studi, Anna Schuhbauer dari University of British Columbia, dikutip dari Phys, Jumat (25/7/2025).
Studi terbaru menunjukkan bahwa ekowisata, yaitu kegiatan di mana peserta mengamati dan berinteraksi dengan organisme laut dengan cara yang tidak membahayakan kehidupan laut, dapat memainkan peran penting dalam konservasi laut, terutama di kawasan lindung laut.
Baca juga: MIND ID Komitmen Perkuat Pendampingan Budidaya Ikan Laut
Dalam upaya untuk mengukur dampak tersebut, Schuhbauer dan timnya memutuskan untuk fokus pada salah satu kegiatan ekowisata paling populer yakni menyelam (scuba diving).
"Industri selam global telah tumbuh secara stabil, namun para pembuat kebijakan tidak memiliki perkiraan global terkini tentang nilai sebenarnya dari sektor ini," kata Schuhbauer.
Menurutnya, sebagian besar penelitian sebelumnya hanya berhenti pada studi kasus lokal atau gambaran nasional, jadi dampak ekonomi kumulatif dan potensi untuk berkontribusi pada konservasi laut tetap tidak terlihat.
Dengan melakukan survei terhadap para operator selam di seluruh dunia, Schuhbauer dan timnya memperkirakan total pendapatan global yang dihasilkan oleh pariwisata selam laut, serta manfaat ekonominya bagi konservasi laut dan mata pencaharian lokal.
Mereka memperkirakan ada 11.590 operator selam di 170 negara yang terlibat dalam ekowisata, dan mereka mempekerjakan sekitar 124.000 orang, di mana 80 persen di antaranya adalah warga negara setempat.
Menurut penelitian, pariwisata selam menyumbang pendapatan tahunan sebesar 0,9-3,2 miliar dolar AS, dengan total 8,5-20,4 miliar dolar AS. Angka ini membuktikan bahwa menyelam adalah bagian penting dari ekowisata laut secara global.
Para peneliti berharap informasi ini memperkuat argumen untuk pengelolaan inisiatif konservasi berbasis masyarakat, mengingat mayoritas kelompok ekowisata mempekerjakan penduduk lokal.
Baca juga: Tanggul Laut Raksasa Berisiko Tinggi, Libatkan Masyarakat Sejak Awal
Mereka juga mencatat bahwa perkiraan mereka hanya mencakup keuangan terkait perjalanan menyelam, penyewaan peralatan, sertifikasi menyelam, serta perjalanan dan akomodasi terkait.
Perkiraan ini tidak termasuk dampak ekonomi yang lebih luas dari manufaktur dan penjualan peralatan, atau aliran pendapatan lain yang dihasilkan melalui asosiasi selam internasional.
Semua hal tersebut bisa dimasukkan dalam survei di masa depan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang dampak ekonomi industri ini.
Lebih lanjut, angka-angka yang dihasilkan dari penelitian ini bersifat perkiraan awal dan belum sangat rinci. Oleh karena itu, data ini sebaiknya digunakan sebagai panduan atau pertimbangan dalam membuat kebijakan, bukan sebagai dasar yang mutlak.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya