Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan UEA Bantah Terlibat Proyek Energi Nuklir di Indonesia

Kompas.com, 14 Februari 2025, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Perusahaan asal Uni Emirat Arab, Emirates Global Aluminium (EGA), membantah terlibat dalam proyek energi nuklir di Indonesia.

Dilansir dari Reuters, Kamis (13/2/2025), EGA menegaskan, pihaknya tidak menjalankan bisnis energi nuklir.

Pernyataan tersebut disampaikan juru bicara EGA kepada Reuters menanggapi siaran pers dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) yang dirilis pada Kamis.

Baca juga: Indonesia-Turkiye Teken MoU Energi, Kerja Sama EBT hingga Nuklir

Siaran pers tersebut mewartakan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu CEO EGA Abdulnasser Ibrahim Saif Bin Kalban di sela the World Government Summit 2025.

Dalam siaran pers tersebut, Kemenko Perekonomian menyebutkan pertemuan itu membahas kelanjutan rencana kerja sama pengembangan produksi aluminium.

Abdulnasser disebut menyatakan EGA menyepakati kerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk memperluas smelter di utara Sumatera hingga 400.000 ton per tahun.

Namun, proyek kerja sama tersebut belum terealisasi karena tingginya biaya listrik dan pasokan listrik rendah karbon, yang digunakan untuk memproduksi aluminium hijau.

Baca juga: Wamen PPN: Bappenas Punya Tanggung Jawab Rencanakan Ekosistem Energi Nuklir

Mengutip Abdulnasser, EGA menggunakan solar panel sebagai sumber tenaga pengolahan aluminium.

Selain itu, siaran pers tersebut juga menyebutkan EGA berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir dengan kapasitas hingga 5 gigawatt (GW).

Juru bicara EGA menyatakan, informasi soal nuklir dalam rilis resmi Kemenko Perekonomian tersebut tidak akurat.

"EGA tidak bergerak di bidang usaha tenaga nuklir, jadi dengan segala hormat, keterangan mengenai aspek ini tidak akurat," kata juru bicara EGA dalam pernyataannya kepada Reuters.

Baca juga: Nuklir Sebagai Pilar Swasembada Energi

Akan tetapi, EGA menegaskan pihaknya memiliki ketertarikan dengan Indonesia.

"EGA tertarik pada Indonesia, sebagaimana telah kami sampaikan secara terbuka selama empat tahun terakhir," ucap juru bicara tersebut.

Kemenko Perekonomian belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters terkait pernyataan EGA. 

Dan sampai saat ini pun, Indonesia belum memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir yang terpasang.

Baca juga: Dewan Energi Nasional Usul Bangun 29 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau