Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AC Picu Dilema, Mendinginkan Manusia tetapi Memanaskan Bumi

Kompas.com, 20 Februari 2025, 13:50 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan kebutuhan listrik akan melonjak sepanjang 2025 hingga 2027.

Temuan yang dipublikasikan di situs web IEA ini mengungkap, pertumbuhan konsumsi listrik rata-rata secara global ada;ah 4 persen.

Perkembangan beragam sektor seperti teknologi dan transportasi menentukan pertumbuhan, tetapi mungkin yang tak disadari adalah pertumbuhan konsumsi dari pendinin udara (AC) 

Pemanasan suhu Bumi, misalnya suhu di Eropa yang dalam 2 tahun terakhir bisa mencapai 37 derajat Celsius, memicu kenaikan permintaan pendingin udara.

Permintaan lebih tinggi di dekat wilayah tropis. Di India yang sempat mengalami suhu 48 derajat Celsius, misalnya.

Kenaikan permintaan AC menciptakan dilema bagi masyarakat dan lingkungan. 

Our World in Data mengungkap, AC bisa menyelamatkan sebagian orang karena membuat panas ekstrem di wilayahnya bisa ditoleransi. 

Baca juga: Berharga tetapi Tak Dihargai, Lahan Gambut Jadi Bom Emisi Karbon

Laporan Lancet Countdown pada 2021 memperkirakan bahwa AC mencegah hampir 200.000 kematian dini akibat panas ekstrem pada 2019.

Namun dengan sekitar 2 miliar unit pendingin udara di dunia dan diproyeksikan meningkat jadi 5,5 miliar pada 2050, AC bisa berdampak pada lingkungan.

AC memicu kenaikan emisi, diantaranya lewat pembangkitan energi fosil, yang pada akhirnya justru membuat Bumi makin panas.

IEA memperkirakan pendingin ruangan termasuk kipas angin mengonsumsi sekitar 2.100 TWh daya 2022.

Sebagai perbandingan, penggunaan listrik dunia pada 2022 sekitar 29.000 TWh. Itu artinya pendinginan udara menggunakan sekitar 7 persen listrik dunia.

IEA juga memperkirakan, AC memicu emisi 1 miliar ton CO2 dari penggunaan listrik pada tahun 2022. Itu sekitar 2,7 persen dari total emisi CO2 dari bahan bakar fosil dan industri.

Baca juga: Cara Produksi Hidrogen Berkelanjutan Dikembangkan, Bebas Emisi Karbon

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau