Meski baru didirikan pada 2023, perusahaan tersebut memiliki pengalaman panjang melalui Indonesia Domestic Biogas Program (IDBP) atau Program Biru yang telah dijalankan oleh Yayasan Rumah Energi.
“Proyek percontohan Sistema.bio dilaksanakan di dua negara, yaitu Indonesia dan Nepal, dengan PT BKN sebagai pelaksana di Indonesia," ujarnya.
Pada akhir Maret 2025, BKN menargetkan dapat memasang 400 biogas di lima wilayah di Indonesia, yakni Toraja 50 unit, Lombok 35 unit, Jawa Tengah 75 unit, Jawa Timur 15 unit, dan Jawa Barat 225 unit.
“Saat ini, sebanyak 370 dari 400 unit biogas atau sekitar 92 persen dari target telah terpasang,” tambah Agung.
Adapun di Jawa Barat, BKN menggandeng sejumlah stakeholder. Salah satunya adalah Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang.
Sebagai anggota KPBSU, Taufik dan Dadan merupakan peternak terpilih yang berkesempatan menjajal teknologi modern biogas yang mampu bertahan hingga 20 tahun itu.
Ketua KPSBU Lembang Dedi Setiadi mengapresiasi langkah BKN dalam pengembangan biogas yang lebih efisien. Menurutnya, inovasi terbaru ini memungkinkan pembangunan sistem biogas berkapasitas 40 kubik yang bisa digunakan masyarakat untuk menggerakkan genset.
"Ini sebuah terobosan luar biasa. Bahkan, saat terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kg, para peternak tidak terlalu khawatir karena sudah memiliki biogas sebagai solusi energi terbarukan," tambahnya.
Menurut Dedi, selama kotoran sapi tersedia dalam jumlah cukup, biogas akan terus terisi dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, tidak hanya peternak yang memiliki sapi.
"Peternakan yang tidak punya sapi tetap bisa memanfaatkan biogas dengan meminta kotoran sapi dari peternakan lain. Jika sistem ini berjalan dengan baik, peternakan di Lembang bisa menjadi peternakan zero waste," jelasnya.
Baca juga: Peternakan Sapi Bisa Bikin Tanah Serap Lebih Banyak Karbon
Dedi menekankan, konsep zero waste menjadi perhatian utama KPSBU Lembang. Dengan biogas, limbah ternak tidak hanya menghasilkan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) bagi warga, tetapi juga dapat mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan efisiensi usaha peternakan.
"Kami ingin menciptakan lingkungan peternakan yang lebih bersih dan selaras dengan alam. Dengan begitu, peternakan tidak hanya berkontribusi pada produksi susu atau daging, tetapi juga mendukung energi hijau berkelanjutan," ucap Dedi.
Apalagi, potensi biogas di kawasan tersebut terbilang besar. Dedi merinci, jumlah peternak yang tergabung dalam KPSBU Lembang kini berjumlah 7.100 peternak dengan total 19.104 sapi. Per hari, peternakan menghasilkan 190.713 kg kotoran sapi yang dapat diolah menjadi biogas.
Biogas memang telah lama diandalkan industri peternakan sapi untuk mengatasi emisi gas rumah kaca (GRK) yang membayanginya.
Seperti diketahui, peternakan sapi menghasilkan gas metana (CH4) dalam jumlah besar dari kotoran ternak dan proses pencernaan (fermentasi enterik). Metana berpotensi 25 kali lebih besar mengakibatkan pemanasan global ketimbang karbon dioksida (CO2).
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya