Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forward7 dan Sistema.bio Hadirkan Teknologi Biogas Modern bagi Pemilik Peternakan Kecil di Nepal dan Indonesia

Kompas.com, 16 Oktober 2024, 11:44 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Peternakan sapi merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap peningkatan pemanasan global karena menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Pada 2021, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mencatat, sapi ternak menghasilkan emisi GRK sebesar 5.024 gigaton CO2 ekuivalen (CO2e). Emisi ini mencakup sekitar 62 persen dari total gas rumah kaca yang dihasilkan sektor peternakan di dunia.

Di sisi lain, tak dapat dimungkiri bahwa tren konsumsi daging sapi cenderung meningkat. Di Indonesia, konsumsi daging sapi mencapai tingkat tertinggi dalam satu dekade terakhir pada 2022.

Menjawab tantangan tersebut, Forward7—gerakan Inisiatif Hijau Timur Tengah atau Middle East Green Initiative (MGI)—berkolaborasi dengan perusahaan sosial global yang dikenal dengan teknologi biogas modern dan inovatif, Sistema.bio, meluncurkan penyediaan instalasi biogas (biodigester) bagi peternak kecil di Nepal dan Indonesia

Sebagai informasi, biodigester adalah alat yang dapat mengubah limbah organik menjadi biogas. Biodigester bekerja dengan cara mempercepat pembusukan bahan organik secara anaerob (tanpa oksigen). Alat ini dapat digunakan untuk mengolah berbagai jenis limbah, termasuk kotoran hewan ternak penyebab emisi GRK.

Baca juga: Ubah Limbah Tongkol Jagung Jadi Energi, Pabrik Biogas Dibangun di Lombok

Lewat kolaborasi itu, Forward7 dan Sistema.bio ditargetkan akan memasang hingga 800 unit biodigester di Indonesia dan Nepal pada Januari 2025.

Untuk diketahui, Forward7 berkomitmen untuk menyediakan solusi memasak ramah lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, memberdayakan perempuan, mengangkat kelompok-kelompok yang terpinggirkan, serta melindungi lingkungan dengan mengurangi emisi CO2 yang disebabkan oleh penggunaan metode memasak tradisional, seperti kayu dan batu bara.

Sementara, Sistema.bio berpengalaman dalam memproduksi serta mendistribusikan biodigester berkualitas tinggi dan terjangkau yang memungkinkan petani mengubah limbah menjadi energi terbarukan serta pupuk organik.

Bekerja sama dengan petani di seluruh dunia, Sistema.bio memberikan program mitigasi, penyerapan, serta adaptasi perubahan iklim berkualitas tinggi yang didukung oleh Pengukuran, Pelaporan, dan Verifikasi (MRV) yang didukung oleh IoT.

Di Indonesia sendiri, pemasangan biodigester akan dilakukan lewat kerja sama dengan PT Biru Karbon Nusantara (BKN).

Business Development Manager PT Biru Karbon Nusantara Agung Permadi mengatakan bahwa inisiatif tersebut menandai langkah signifikan untuk meningkatkan akses energi bersih bagi para peternak sapi perah skala kecil di Tanah Air.

“Instalasi biogas dengan kapasitas 2 hingga 40 meter kubik akan dipasang di wilayah-wilayah utama di Indonesia dan Nepal. Pembangkit biogas ini memungkinkan petani mengubah limbah organik menjadi energi bersih sehingga mereka mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar memasak tradisional,” jelas Agung dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (16/10/2024).

Baca juga: Pengertian Biogas, Kelebihan, dan Kekurangannya

Selain menyediakan akses terhadap energi bersih, lanjut dia, proyek tersebut juga mempromosikan praktik pengelolaan limbah ternak yang efektif.

Instalasi biogas juga dapat menghasilkan pupuk organik yang berfungsi sebagai pengganti pupuk kimia. Dengan begitu, petani dapat menghemat biaya dan meningkatkan kualitas tanah.

Agung mengatakan, kerja sama internasional antara Forward7, Sistema.bio, dan BKN diharapkan dapat mencegah dan mengurangi dampak perubahan iklim, sekaligus mendukung masa depan yang berkelanjutan.

“Ini menjadi bentuk kontribusi nyata kami untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG) Poin 7, yakni Energi Bersih dan Terjangkau,” tegas Agung.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Pemerintah
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
LSM/Figur
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Pemerintah
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
Pemerintah
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau