JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara memperbaiki Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) di Rawa Badak, Koja.
Hal ini disampaikan Hanif, merespons warga protes lantaran sampah di TPS tersebut terlalu berhimpitan dengan jalanan.
"Ini TPS3R ada di pinggir jalan, ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Tingkat kenyamanan menjadi agak terganggu," ujar Hanif saat ditemui di TPS3R Rawa Badak Utara, Senin (3/3/2025).
"Kami memandatkan ke Pak Edy (Kasudin LH Jakut) untuk menata lebih konkret, mungkin sampahnya ditarik ke belakang tidak langsung masyarakat bersentuhan dengan sampah," imbuh dia.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, permasalahan sampah di TPS3R Rawa Badak Utara juga membuat warga resah. Pantauan di lokasi, sampah dikumpulkan di pekarangan TPS yang sangat dekat dengan permukiman.
Para pemulung memilah sampahnya hingga ke area samping di luar gedung TPS, yang merupakan akses jalan bagi warga. Aroma tak sedap pun tercium dalam jarak sekitar 5 meter dari lokasi.
Hanif menyebut, TPS3R Rawa Badak Utara bisa mengelola 12 ton sampah per harinya. Apabila ada penambahan shift, maka sampah yang dapat dikelola mencapai 24 ton per harinya.
"Kami ingin semuanya akan semakin banyak spot TPS3R seperti ini yang akan mereduksi sampah di tempatnya," tutur Hanif.
Dia menyatakan bahwa Jakarta Utara bakal menjadi percontohan pengelolaan nasional. Oleh sebab itu, pihaknya berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta.
Baca juga: Menteri LH Akui, Kebanyakan Incinerator di TPA Belum Sesuai Baku Mutu
"Kami dengan gubernur (DKI) sedang menyusun pilot project untuk menjadikan Jakarta Utara selesai dulu," sebut Hanif.
Protes Warga
Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga meminta agar sampah di TPS3R diangkat setiap harinya.
"Banyak sampah yang beterbaran di TPS3R. Kami cuma ingin bahwa sampah di TPS itu harus sudah terangkat, jadi tidak ada sampah yang menginap di wilayah itu," ucap Ketua LMK RW 03 Rawa Badak Utara, bernama Gamara di Kelurahan Rawa Badak Utara, Senin (24/2/2025).
Selama ini, kata Gamara, sampah di TPS3R kerap kali tak diangkut dan menginap berhari-hari. Sehingga menyebabkan baunya menyebar ke dalam rumah warga, terutama saat hujan.
"Kalau menginap berhari-hari terkena hujan itu baunya ke mana-mana," ucap Gamara.
Senada dengan Gamara, warga lain bernama Kasmawati (45) juga mengeluhkan sampah yang sering menumpuk di TPS3R.
"Apalagi kalau hujan, itu sampah enggak diangkat-angkat, sampahnya menumpuk aja," ungkap Kasmawati.
Kaswamati berharap, agar sampah yang ada di TPS3R bisa dangkat secara rutin ke depannya.
"Maunya kita kalau sampahnya udah banyak buru-buru diangkat gitu loh, jangan ditumpuk-tumpuk gitu, kan aromanya enggak enak," pungkas dia.
Baca juga: Tutup PLTU Cirebon-1 dan Pelabuhan Ratu, Indonesia Selamat dari Beban Rp 124 T
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya