KOMPAS.com - Pendekatan digital dinilai perlu diterapkan untuk menilai keberlanjutan pada sektor pertanian, manufaktur pangan, serta rantai pasok produk.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Cuk Supriyadi Alinandar mengatakan, saat ini terdapat banyak data mengenai praktik-praktik pertanian dan dampaknya terhadap lingkungan.
Akan tetapi, besarnya data yang ada justu menyebabkan informasi menjadi terfragmentasi dan tidak mudah untuk mengaksesnya.
Baca juga: Para Pemuda Gaungkan Pertanian Berkelanjutan dalam COP16 Riyadh
Kondisi tersebut membuat identifikasi industri pertanian dan produk yang berkelanjutan menjadi terhambat, sehingga membatasi kemampuan untuk menyaring informasi dan membuat keputusan
Oleh karena itu, pendekatan teknologi diperlukan untuk memecahkan masalah tesebut, salah satunya melalui platform bernama HESTIA.
Cuk menyampaikan, platform HESTIA dapat diakses dan disesuaikan untuk menjembatani hambatan tersebut.
"Ini memungkinkan petani, pengusaha manufaktur pangan, serta pembuat kebijakan untuk membuat keputusan tentang produksi dan konsumsi pangan dengan baik," kata Cuk, dikutip dari situs web BRIN, Sabtu (8/3/2025).
Cuk menambahkan, data pada platform HESTIA bekerja dengan menggunakan format standar dan model sumber terbuka atau open source secara transformatif dan informatif.
Baca juga: InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng
Data-data di platform tersebut memuat transparansi sistem manufaktur pangan global yang berkelanjutan dan rantai pasokan produk.
“Data dan alat yang ditampilkan dapat digunakan untuk pemahaman petanian berkelanjutan dan mendorong perubahan dalam praktik pertanian, industri pangan, dan rantai pasokan global,” jelasnya.
Sementara itu, Joseph Poore dari Universitas Oxford menjelaskan platform HESTIA berbasis di Universitas Oxford, Inggris.
Dia menuturkan, HESTIA didanai melalui hibah, yayasan, Department for Environment Food and Rural Affairs (Defra), dan lainnya.
"Tujuan kami secara substansial mengurangi dampak lingkungan dari makanan dengan menyediakan data dan model yang diperlukan untuk mengukur, mengurangi, memberi insentif, dan mengatur perbaikan hasil lingkungan. Kami juga menerbitkan hasil riset terkait topik ini untuk mendukung tujuan kami," terang Poore.
Baca juga: BRIN Kembangkan Smart Greenhouse untuk Pertanian Berkelanjutan di Kalteng
Dia merinci, HESTIA menyediakan tiga sumber daya utama yaitu format data untuk menyelaraskan pertukaran data agro-lingkungan, platform data yang membuat data agro-lingkungan dapat diakses secara bebas, dan alat kalkulasi yang mengukur berbagai indikator lingkungan secara akurat.
Dia juga memaparkan hasil riset terkait penilaian daur hidup global tentang dampak lingkungan dari berbagai produk makanan. Hal ini mencakup berbagai indikator dalam rantai pasok produk.
Kepala Pusat Riset Teknologi Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN Nugroho Adi Sasongko menyatakan, kolaborasi ini sangat penting untuk menghadai tantangan dalam menghadapi sistem pertanian berkelanjutan.
Juliet Telfer dari HESTIA menerangkan cara menggunakan aplikasi HESTIA. Platform ini dapat diakses secara terbuka untuk umum.
Baca juga: Menuju Pertanian Berkelanjutan, OIKN Siapkan Kelompok Kerja Petani
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya