Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Fragmentasi Informasi, Pertanian Berkelanjutan Butuh Pendekatan Digital

Kompas.com - 10/03/2025, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pendekatan digital dinilai perlu diterapkan untuk menilai keberlanjutan pada sektor pertanian, manufaktur pangan, serta rantai pasok produk.

Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur (OREM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Cuk Supriyadi Alinandar mengatakan, saat ini terdapat banyak data mengenai praktik-praktik pertanian dan dampaknya terhadap lingkungan.

Akan tetapi, besarnya data yang ada justu menyebabkan informasi menjadi terfragmentasi dan tidak mudah untuk mengaksesnya.

Baca juga: Para Pemuda Gaungkan Pertanian Berkelanjutan dalam COP16 Riyadh

Kondisi tersebut membuat identifikasi industri pertanian dan produk yang berkelanjutan menjadi terhambat, sehingga membatasi kemampuan untuk menyaring informasi dan membuat keputusan

Oleh karena itu, pendekatan teknologi diperlukan untuk memecahkan masalah tesebut, salah satunya melalui platform bernama HESTIA.

Cuk menyampaikan, platform HESTIA dapat diakses dan disesuaikan untuk menjembatani hambatan tersebut.

"Ini memungkinkan petani, pengusaha manufaktur pangan, serta pembuat kebijakan untuk membuat keputusan tentang produksi dan konsumsi pangan dengan baik," kata Cuk, dikutip dari situs web BRIN, Sabtu (8/3/2025).

Cuk menambahkan, data pada platform HESTIA bekerja dengan menggunakan format standar dan model sumber terbuka atau open source secara transformatif dan informatif.

Baca juga: InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

Data-data di platform tersebut memuat transparansi sistem manufaktur pangan global yang berkelanjutan dan rantai pasokan produk.

“Data dan alat yang ditampilkan dapat digunakan untuk pemahaman petanian berkelanjutan dan mendorong perubahan dalam praktik pertanian, industri pangan, dan rantai pasokan global,” jelasnya.

Sementara itu, Joseph Poore dari Universitas Oxford menjelaskan platform HESTIA berbasis di Universitas Oxford, Inggris.

Dia menuturkan, HESTIA didanai melalui hibah, yayasan, Department for Environment Food and Rural Affairs (Defra), dan lainnya.

"Tujuan kami secara substansial mengurangi dampak lingkungan dari makanan dengan menyediakan data dan model yang diperlukan untuk mengukur, mengurangi, memberi insentif, dan mengatur perbaikan hasil lingkungan. Kami juga menerbitkan hasil riset terkait topik ini untuk mendukung tujuan kami," terang Poore.

Baca juga: BRIN Kembangkan Smart Greenhouse untuk Pertanian Berkelanjutan di Kalteng

Dia merinci, HESTIA menyediakan tiga sumber daya utama yaitu format data untuk menyelaraskan pertukaran data agro-lingkungan, platform data yang membuat data agro-lingkungan dapat diakses secara bebas, dan alat kalkulasi yang mengukur berbagai indikator lingkungan secara akurat.

Dia juga memaparkan hasil riset terkait penilaian daur hidup global tentang dampak lingkungan dari berbagai produk makanan. Hal ini mencakup berbagai indikator dalam rantai pasok produk.

Kepala Pusat Riset Teknologi Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PRSPBPDH) BRIN Nugroho Adi Sasongko menyatakan, kolaborasi ini sangat penting untuk menghadai tantangan dalam menghadapi sistem pertanian berkelanjutan.

Juliet Telfer dari HESTIA menerangkan cara menggunakan aplikasi HESTIA. Platform ini dapat diakses secara terbuka untuk umum.

Baca juga: Menuju Pertanian Berkelanjutan, OIKN Siapkan Kelompok Kerja Petani

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Kearifan Lokal Perlu Dilibatkan dalam Penanggulangan Krisis Iklim

Kearifan Lokal Perlu Dilibatkan dalam Penanggulangan Krisis Iklim

LSM/Figur
Kemenkeu Sebut APBN Gelontorkan Rp 610,12 Triliun untuk Aksi Iklim

Kemenkeu Sebut APBN Gelontorkan Rp 610,12 Triliun untuk Aksi Iklim

Pemerintah
Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

Swasta
Indonesia Bisa Jadi Pemasok Besar Hidrogen Hijau Dunia, Begini Strateginya

Indonesia Bisa Jadi Pemasok Besar Hidrogen Hijau Dunia, Begini Strateginya

LSM/Figur
Sebar Kurban di Pelosok Maluku, Human Initiative Hadirkan Harapan untuk Warga

Sebar Kurban di Pelosok Maluku, Human Initiative Hadirkan Harapan untuk Warga

Advertorial
Mangrove Rumah bagi 700 Miliar Satwa Komersial, Kerusakannya Picu Krisis

Mangrove Rumah bagi 700 Miliar Satwa Komersial, Kerusakannya Picu Krisis

LSM/Figur
Ekspansi Pembangkit Listrik Gas Dikhawatirkan Bikin Energi Terbarukan Jalan di Tempat

Ekspansi Pembangkit Listrik Gas Dikhawatirkan Bikin Energi Terbarukan Jalan di Tempat

LSM/Figur
97 Persen Pemimpin Perusahaan Global Desak Transisi Listrik Terbarukan

97 Persen Pemimpin Perusahaan Global Desak Transisi Listrik Terbarukan

Swasta
PLN Mengaku Siap Kaji Pensiun Dini PLTU Batu Bara

PLN Mengaku Siap Kaji Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Pemerintah
Konsumen dan Investor akan Semakin Kritis terhadap 'Sustainability Washing'

Konsumen dan Investor akan Semakin Kritis terhadap "Sustainability Washing"

Swasta
Perusahaan yang Gabungkan AI dan Keberlanjutan Raih Keuntungan Lebih Tinggi

Perusahaan yang Gabungkan AI dan Keberlanjutan Raih Keuntungan Lebih Tinggi

Swasta
MIND ID-PT Timah Kembangkan Proyek Logam Tanah Jarang

MIND ID-PT Timah Kembangkan Proyek Logam Tanah Jarang

BUMN
KKP Rilis Panduan untuk Selamatkan 30 Persen Laut Indonesia

KKP Rilis Panduan untuk Selamatkan 30 Persen Laut Indonesia

Pemerintah
RI harus Selesaikan Isu 'Sustainability' Agar Produk Nikel Tembus Pasar Negara Maju

RI harus Selesaikan Isu "Sustainability" Agar Produk Nikel Tembus Pasar Negara Maju

Pemerintah
Perjanjian Paris Tanpa AS, Sekjen PBB: Transisi Energi Dunia Tak Terhentikan

Perjanjian Paris Tanpa AS, Sekjen PBB: Transisi Energi Dunia Tak Terhentikan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau