Laporan BCG, lebih lanjut, menyoroti pula bagaimana mitigasi iklim menjadi cara paling hemat biaya untuk mengurangi kerusakan ekonomi akibat perubahan iklim.
Bersamaan dengan itu, investasi adaptasi iklim juga menjadi suatu keharusan untuk meminimalkan kerusakan ekonomi.
Analisis juga menunjukkan bahwa investasi mitigasi harus meningkat sembilan kali lipat sementara adaptasi meningkat 13 kali lipat dalam skenario pemanasan global 2 derajat C.
Hampir 60 persen dari investasi itu harus dilakukan sebelum tahun 2050, meskipun sebagian besar manfaat ekonominya akan terasa setelah titik tersebut.
Sebaliknya, kerusakan ekonomi sebesar 95 persen bisa terjadi setelah tahun 2050 jika tidak ada investasi aksi iklim yang dilakukan sebelumnya.
Laporan tersebut merekomendasikan pendorong prioritas guna mempercepat aksi iklim. Beberapa di antaranya adalah memperkuat kebijakan iklim nasional guna mempercepat mitigasi dan adaptasi, menyegarkan kembali kerja sama internasional dalam perubahan iklim.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya