KOMPAS.com - Gletser Marmolada di Gugusan Gunung Dolomites Pegunungan Alpen Italia diprediksi mencair seluruhnya pada 2040 karena pemanasan global.
Sejumlah ilmuwan Italia yang rutin memantau tutupan es tersebut menyampaikan, Gletser Marmolada kehilangan kedalaman antara 7 sampai 10 sentimeter (cm).
Para ilmuwan tersebut tergabung dalam komisi internasional untuk perlindungan Pegunungan Alpen (Cipra), sebuah kampanye yang diluncurkan kelompok lingkungan Legambiente.
Baca juga: Pemanasan Global: Venezuela Kehilangan Gletser Terakhirnya
Selama lima tahun terakhir, 70 hektare permukaannya Gletser Marmolada telah menghilang.
Sejak dimulainya pengukuran ilmiah pada 1888, luas Gletser Marmolada telah menyusut sejauh 1.200 meter.
Dampak pemanasan global dan perubahan iklim juga terlihat di seluruh Gugusan Gunung Dolomites, sebagaimana dilansir The Guardian, Selasa (10/9/2024).
Karena pemanasan global, pegunungan tersebut mengalami kekeringan musim dingin dengan sangat sedikit salju.
Baca juga: Lebih dari Separuh Gletser Tropis di Peru Mencair karena Perubahan Iklim
Menurut para ahli, kondisi tersebut ditambah dengan suhu yang luar biasa tinggi di seluruh wilayah selama musim panas menyebabkan gletsernya mencair dengan cepat.
Forni contohnya, salah satu gletser lembah terbesar di Italia, telah menyusut 800 meter dalam 30 tahun terakhir dan 2 kilometer (km) selama seabad terakhir.
Pada 2022, runtuhnya Gletser Marmolada menyebabkan longsoran es, salju, dan batu hingga menewaskan 11 orang.
Karena mencairnya gletser, berton-ton sampah dari segala jenis muncul di daerah tersebut, termasuk senjata yang terawetkan, kereta luncur, surat, dan buku harian.
Bahkan, muncul jasad sejumlah tentara pada masa Perang Dunia I akibat mencairnya Gletser Marmolada.
Baca juga: Akibat Pemanasan Global, Gletser di Greenland Mencair 5 Kali Lebih Cepat dalam 20 Tahun
Presiden Cipra Vanda Bonardo mengatakan, Pegunungan Alpen merupakan tempat yang penting di tingkat nasional dan Eropa.
"Tetapi kini semakin rapuh akibat darurat iklim yang terus berlanjut," kata Bonardo.
Dia menambahkan, hilangnya Gletser Marmolada merupakan salah satu contoh alarm yang berbunyi nyaring.
Direktur umum Legambiente Giorgio Zampetti mendesak penerapan kebijakan mitigasi seperti rencana adaptasi nasional yang efektif terhadap krisis iklim.
"(Rencana) yang dimulai dari wilayah yang paling rentan, seperti pegunungan tinggi," tutur Zampetti.
Baca juga: Gletser Gunung Cilo di Turkiye Mencair Cepat, Alarm Nyaring Pemanasan Global
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya