Sayangnya, ini mungkin hanya bisa dilakukan oleh peternakan yang lebih besar. Akan tetapi itu pun juga tidak mungkin untuk sepenuhnya melindungi dari tekanan panas.
Baca juga: 48,6 Juta Penduduk Indonesia Terpapar Panas Ekstrem, Dampak Perubahan Iklim Makin Nyata
"Tingkat intensitas panas yang lebih rendah berpotensi dapat dikelola dengan beberapa praktik yang tersedia. Pada tingkat tersebut, peternakan terbesar tidak benar-benar mengalami kerugian yang nyata, dan di situlah kita mulai melihat perbedaan antara peternakan kecil dan besar. Namun, ada tingkat tekanan panas yang sangat panas dan lembab sehingga Anda tidak dapat sepenuhnya mengelolanya," jelas Skidmore.
Para peneliti juga memproyeksikan potensi kerugian hingga tahun 2050, menggunakan prediksi rata-rata dari 22 model iklim yang berbeda.
Dalam sebagian besar skenario, hari-hari dengan suhu panas ekstrem diprediksi akan lebih sering terjadi, dan kerugian produksi susu diperkirakan akan meningkat sekitar 30 persen pada tahun 2050.
Jika pembuat kebijakan menganggap produksi susu sebagai prioritas, peternakan kecil akan memerlukan dukungan yang lebih besar agar tetap kompetitif di masa mendatang.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Food Policy.
Baca juga: Lestari Awards 2025: UMKM dan Korporasi Bersatu untuk Keberlanjutan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya