KOMPAS.com - Survei tahunan perusahaan konsultan Bain and Company mengungkapkan para eksekutif di sektor energi dan sumber daya alam seperti minyak dan gas, utilitas, kimia, pertambangan, dan agribisnis, pesimis bahwa nol emisi bisa tercapai pada 2070.
Melansir Wall Street Journal, Jumat (7/3/2025), dalam laporannya, 44 persen dari 700 responden yang disurvei mengatakan nol emisi tidak akan tercapai hingga 2070, naik dari 32 persen pada tahun lalu.
Sementara mereka yang optimis nol emisi bisa tercapai pada 2050 turun menjadi 32 persen dari sekitar 40 hingga 50 persen tahun lalu.
Baca juga: Target Nol Emisi pada 2040, Premier League Luncurkan Strategi Keberlanjutan
Lantas apa penyebab pesimisme ini?
Hal itu lantaran peningkatan biaya modal, kurangnya optimisme seputar aksi iklim, dan neraca perusahaan yang lebih ketat sehingga pengeluaran untuk infrastruktur baru kemungkinan akan menjadi lebih terbatas.
"Para eksekutif mengatakan transisi ke nol emisi akan sangat sulit," kata Grant Dougans, mitra di Bain and Company.
Survei tersebut menemukan bahwa 31 persen perusahaan melihat biaya proyek modal meningkat lebih dari 10 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Satu dari 10 eksekutif mengatakan bahwa lonjakan biaya tersebut melampaui 20 persen.
Para eksekutif menambahkan bahwa minat pada investasi yang didorong oleh lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan digantikan oleh fokus pada laba.
Perubahan sentimen juga terjadi di tengah tren dari perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat yang menunda atau membatalkan tujuan ramah lingkungan mereka.
Baca juga: Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan
Misalnya, bank Wells Fargo hingga raksasa energi BP yang telah menunda tujuan nol emisi mereka dan justru berkomitmen untuk fokus pada produksi bahan bakar fosil untuk menambah keuntungan.
Namun di sisi lain, permintaan listrik kemungkinan besar akan meningkat, terutama dari pusat teknologi yang membutuhkan banyak sumber daya untuk membangun pusat data yang mendukung kecerdasan buatan.
Berkaitan dengan itu, para eksekutif pun menunjukkan antusiasme terhadap teknologi yang berkembang termasuk peralatan digital yang sedang meningkat dan kecerdasan buatan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya