Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Kompas.com, 5 April 2025, 14:00 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber esgdive

KOMPAS.com - Perusahaan rintisan (startup) Savor melakukan gebrakan dalam industri kuliner. Perusahaan yang mendapatkan investasi dari miliarder Bill Gates ini mengumumkan mereka mulai menjual mentega yang dibuat tanpa menggunakan bahan dari tumbuhan atau hewan.

Lantas apa bahan bakunya?

Menariknya, ternyata mentega bikinan Savor ini terbuat dari karbon.

Pengganti mentega yang dikembangkan oleh Savor ini dibuat dengan tujuan supaya bisa menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan mentega yang menggunakan minyak kelapa sawit serta lemak-lemak lainnya.

Oleh karena itu, mengutip ESG Dive, Sabtu (5/4/2025) produksi mentega ini pun tidak memerlukan cara-cara pertanian yang biasa dilakukan seperti menanam tumbuhan atau memelihara hewan.

Baca juga: Deterjen dari Kayu dan Jagung Solusi Pembersih Ramah Lingkungan

Restoran dan toko roti direncanakan menjadi pelanggan pertama yang akan membeli produk ini.

Perusahaan yang didirikan pada tahun 2022 ini menggunakan dua bahan mentah utama dalam proses produksinya, yaitu karbon dioksida yang diambil dari udara dan hidrogen yang diambil dari air.

Tujuan dari proses ini adalah untuk menghasilkan molekul lemak yang identik dengan molekul lemak yang ditemukan secara alami dalam produk-produk seperti susu, keju, daging sapi, dan minyak nabati.

Teknologi ini pun tidak hanya diaplikasikan untuk membuat mentega alternatif melainkan juga memproduksi berbagai jenis lemak dan minyak yang digunakan dalam produksi industri skala besar.

Pangkas Ketergantungan pada Minyak

Temuan mereka juga akhirnya menawarkan solusi untuk mengurangi ketergantungan pada minyak kelapa sawit yang merupakan penyebab utama kerusakan lingkungan.

Untuk itu Savor juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk membuat bahan-bahan baru tersebut, di mana lemak dan minyak itu nantinya bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan.

Mereka juga sedang bernegosiasi untuk membuat perjanjian kerjasama dengan beberapa perusahaan tersebut.

"Savor memiliki potensi untuk memberikan dampak signifikan pada upaya keberlanjutan global dalam industri makanan. Ini menunjukan bahwa produk dapat membantu dunia untuk mencapai target keberlanjutan,"  kata Kathleen Alexander, salah satu pendiri dan CEO Savor, dalam sebuah pernyataan.

“Metode Savor dalam memproduksi lemak dan minyak menawarkan skalabilitas dan fleksibilitas yang berbeda, yang memungkinkan kami untuk menciptakan bahan-bahan yang kaya dan lezat, berkelanjutan, serba guna dan terjangkau.” katanya lagi.

Lebih lanjut, Savor telah membuka fasilitas produksi percontohan sekitar 2322 meter persegi di Batavia, Illinois. Ini menandakan langkah penting dalam komersialisasi teknologi mereka.

Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi awal untuk menghasilkan "ton metrik lemak" mulai tahun ini sehingga mereka siap untuk memproduksi dalam skala yang signifikan.

Baca juga: BRIN Kembangkan Sel Surya Mikroalga, Disebut Lebih Ramah Lingkungan

Selain fasilitas produksi, Savor juga telah memperluas kemampuan penelitian dan pengembangan (R&D) di kantor pusat mereka di San Jose, California. Ini menunjukkan komitmen mereka terhadap inovasi dan peningkatan teknologi.

Bill Gates yang merupakan investor Savor menyampaikan tantangan utama bagi bahan-bahan alternatif dan berkelanjutan.

Dalam blognya ia menulis tantangan itu adalah memastikan supaya harganya mencapai harga yang sama atau lebih murah daripada lemak hewani. Itu adalah faktor penting untuk adopsi pasar yang luas.

Kendati demikian Gates percaya bahwa Savor memiliki peluang sukses yang baik karena langkah-langkah dalam proses produksinya telah terbukti berhasil di industri lain. Ini menunjukkan bahwa teknologi yang digunakan Savor didasarkan pada prinsip-prinsip yang mapan dan teruji.

"Proses produksi Savor sangat ramah lingkungan dan menghasilkan produk yang rasanya identik dengan lemak alami karena komposisi kimianya yang sama," tulis Gates.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Suhu Arktik Pecahkan Rekor Terpanas Sepanjang Sejarah, Apa Dampaknya?
Suhu Arktik Pecahkan Rekor Terpanas Sepanjang Sejarah, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Pembelian Produk Ramah Lingkungan Meningkat, tapi Pesan Keberlanjutan Meredup
Pembelian Produk Ramah Lingkungan Meningkat, tapi Pesan Keberlanjutan Meredup
LSM/Figur
Menjaga Napas Terakhir Orangutan Tapanuli dari Ancaman Banjir dan Hilangnya Rimba
Menjaga Napas Terakhir Orangutan Tapanuli dari Ancaman Banjir dan Hilangnya Rimba
LSM/Figur
FWI Soroti Celah Pelanggaran Skema Keterlanjuran Kebun Sawit di Kawasan Hutan
FWI Soroti Celah Pelanggaran Skema Keterlanjuran Kebun Sawit di Kawasan Hutan
LSM/Figur
Menhut Raja Juli Soroti Lemahnya Pengawasan Hutan di Daerah, Anggaran dan Personel Terbatas
Menhut Raja Juli Soroti Lemahnya Pengawasan Hutan di Daerah, Anggaran dan Personel Terbatas
Pemerintah
Menhut Raja Juli Sebut Tak Pernah Beri Izin Pelepasan Kawasan Hutan Setahun Terakhir
Menhut Raja Juli Sebut Tak Pernah Beri Izin Pelepasan Kawasan Hutan Setahun Terakhir
Pemerintah
Krisis Iklim Picu Berbagai Jenis Penyakit, Ancam Kesehatan Global
Krisis Iklim Picu Berbagai Jenis Penyakit, Ancam Kesehatan Global
Pemerintah
Petani Rumput Laut di Indonesia Belum Ramah Lingkungan, Masih Terhalang Biaya
Petani Rumput Laut di Indonesia Belum Ramah Lingkungan, Masih Terhalang Biaya
Pemerintah
Kemenhut Musnahkan 98,8 Hektar Kebun Sawit Ilegal di TN Berbak Sembilang Jambi
Kemenhut Musnahkan 98,8 Hektar Kebun Sawit Ilegal di TN Berbak Sembilang Jambi
Pemerintah
Indonesia Bisa Contoh India, Ini 4 Strategi Kembangkan EBT
Indonesia Bisa Contoh India, Ini 4 Strategi Kembangkan EBT
LSM/Figur
Waspada Hujan Lebat hingga 22 Desember, BMKG Pantau 3 Siklon Tropis
Waspada Hujan Lebat hingga 22 Desember, BMKG Pantau 3 Siklon Tropis
Pemerintah
Walhi NTB Desak Pemerintah Moratorium IPR di 60 Titik
Walhi NTB Desak Pemerintah Moratorium IPR di 60 Titik
LSM/Figur
Banjir Rob Kian Meluas, Akademisi Unair Peringatkan Dampak Jangka Panjang bagi Pesisir Indonesia
Banjir Rob Kian Meluas, Akademisi Unair Peringatkan Dampak Jangka Panjang bagi Pesisir Indonesia
Pemerintah
Kalimantan dan Sumatera Jadi Pusat Kebakaran Hutan dan Lahan Selama 25 Tahun Terakhir
Kalimantan dan Sumatera Jadi Pusat Kebakaran Hutan dan Lahan Selama 25 Tahun Terakhir
LSM/Figur
Indonesia Perlu Belajar dari India untuk Transisi Energi
Indonesia Perlu Belajar dari India untuk Transisi Energi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau