Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Kembangkan Sel Surya Mikroalga, Disebut Lebih Ramah Lingkungan

Kompas.com - 12/03/2025, 11:41 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan sel surya dye sensitized solar cell (DSSC), dari pigmen mikroalga yang lebih ramah lingkungan.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Elektronika (PRE) BRIN, Yuliar Firdaus, menjelaskan bahwa DSSC umumnya menggunakan pigmen sintetik berbasis logam seperti rutenium sebagai penyerap cahaya matahari.

Namun, bahan tersebut sulit didapatkan dan harganya yang cenderung mahal.

“Itulah mengapa para periset mencoba menggantinya dengan pigmen alami hasil ekstraksi dari mikroalga, yang lebih mudah didapatkan serta lebih ramah lingkungan,” ujar Yuliar dalam keterangan tertulis, Rabu (12/3/2025).

Menurut Yuliar, di Indonesia mikroalga sangat melimpah. Organisme kecil ini hidup di air yang memiliki pigmen alami yakni klorofil, karotenoid, serta phycocyanin.

Pigmen tersebut dapat menyerap cahaya matahari dengan baik, menjadikannya kandidat bahan aktif DSSC.

DSSC sendiri merupakan salah satu teknologi sel surya yang lebih mudah dibuat, daripada panel surya berbasis silikon.

Keunggulan mikroalga lainnya antara lain mudah dibudidayakan, cepat tumbuh, dan bisa diproduksi dalam skala besar tanpa merusak lingkungan. Jika dibandingkan dengan pigmen sintetik berbasis logam, mikroalga dianggap jauh lebih berkelanjutan dan ekonomis.

Yuliar mengungkapkan bahwa riset dibagi dalam tiga tahap selama tiga tahun.

Baca juga: Pertama di Indonesia, PLTS dengan Baterai dalam Kontainer Dibangun di Jambi 

Tahun pertama, riset berfokus pada proses ekstraksi pigmen dari berbagai mikroalga asli Indonesia.

Pada tahun berikutnya, peneliti melakukan optimasi pada DSSC termasuk uji coba kombinasi pigmen mikroalga dan modifikasi komponen sel surya untuk meningkatkan efisiensi.

“Masalah utama dari penggunaan pigmen alami sebagai penyerap cahaya pada DSSC adalah kemampuan menempel dari pigmen tersebut di atas fotoanoda yang belum terlalu baik,” jelas Yuliar.

“Sehingga, pada tahun ketiga yakni 2025, tim periset BRIN akan melakukan upaya untuk meningkatkan daya tempel dari pigmen tersebut,” imbuh dia.

Apabila berhasil, Indonesia berpotensi menjadi pionir dalam pengembangan sel surya berbasis pigmen alami. Tak hanya ramah lingkungan, teknologi itu pun terjangkau dan dapat diproduksi secara massal untuk mendorong transisi energi.

"Dengan inovasi ini, ketergantungan kita pada energi fosil bisa semakin berkurang, dan Indonesia bisa berdiri di garis depan revolusi energi hijau,” ucap Yuliar.

Baca juga: BRIN Kembangkan Material Sel Surya Ramah Lingkungan Bebas Timbal

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Hary Tanoe Bakal Diperiksa Sebagai Saksi Dalam Kasus KEK Lido

Hary Tanoe Bakal Diperiksa Sebagai Saksi Dalam Kasus KEK Lido

Pemerintah
Rencana Tata Ruang Daerah Perlu Akomodasi Lahan untuk Energi Terbarukan

Rencana Tata Ruang Daerah Perlu Akomodasi Lahan untuk Energi Terbarukan

LSM/Figur
Menteri LH Sebut Derah Hulu Akan Dipulihkan Fungsinya

Menteri LH Sebut Derah Hulu Akan Dipulihkan Fungsinya

Pemerintah
Sampah Telah Capai Titik Terdalam Laut Mediterania

Sampah Telah Capai Titik Terdalam Laut Mediterania

LSM/Figur
Perancis Umumkan Rencana Adaptasi Jika Suhu Bumi Naik 4 Derajat Celsius

Perancis Umumkan Rencana Adaptasi Jika Suhu Bumi Naik 4 Derajat Celsius

Pemerintah
Hanya 7 Negara yang Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Chad dan Bagladesh Paling Tercemar

Hanya 7 Negara yang Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Chad dan Bagladesh Paling Tercemar

Pemerintah
Inovasi Mengurangi Biaya Produksi Bioetanol Berbasis Limbah

Inovasi Mengurangi Biaya Produksi Bioetanol Berbasis Limbah

LSM/Figur
BRIN Kembangkan Sel Surya Mikroalga, Disebut Lebih Ramah Lingkungan

BRIN Kembangkan Sel Surya Mikroalga, Disebut Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Bukan Energi Terbarukan, Migas Jadi Fokus Pendanaan Danantara Gelombang Pertama

Bukan Energi Terbarukan, Migas Jadi Fokus Pendanaan Danantara Gelombang Pertama

Pemerintah
Spesies Cecak Ini Diberi Nama Pecel Madiun, Kenalkan Kuliner Nusantara Lewat Sains

Spesies Cecak Ini Diberi Nama Pecel Madiun, Kenalkan Kuliner Nusantara Lewat Sains

LSM/Figur
Dedi Mulyadi Serukan Tobat Ekologis untuk Setop Bencana di Jawa Barat

Dedi Mulyadi Serukan Tobat Ekologis untuk Setop Bencana di Jawa Barat

Pemerintah
Tekan Polusi Udara dari Kawasan Industri, Pemerintah Uji Emisi Kendaraan Besar

Tekan Polusi Udara dari Kawasan Industri, Pemerintah Uji Emisi Kendaraan Besar

Pemerintah
Pemilik Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi Bisa Kena Sanksi Pidana

Pemilik Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi Bisa Kena Sanksi Pidana

Pemerintah
Kementerian LH Bakal Telusuri Kota Tanpa TPA tapi Wilayahnya Bersih

Kementerian LH Bakal Telusuri Kota Tanpa TPA tapi Wilayahnya Bersih

Pemerintah
Setengah Emisi CO2 Dunia Berasal dari 36 Perusahaan Bahan Bakar Fosil

Setengah Emisi CO2 Dunia Berasal dari 36 Perusahaan Bahan Bakar Fosil

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau