KOMPAS.com - China berencana untuk terus membangun pembangkit listrik tenaga batu bara hingga 2027 di wilayah-wilayah yang membutuhkannya untuk memenuhi kebutuhan energi dan stabilitas jaringan.
Rencana tersebut tertuang dalam dokumen kebijakan terbaru dari pemerintah mengenai sistem tenaga batu bara yang dirilis, Senin (14/4/2025).
Kebijakan itu mungkin menimbulkan pertanyaan tentang komitmen China untuk mengurangi penggunaan batu bara secara bertahap selama periode 2026-2030, meskipun dikatakan bahwa proyek-proyek batu bara baru itu dianggap sebagai cadangan pembangkit listrik terbarukan yang output-nya bergantung pada kondisi sinar matahari dan angin.
Baca juga: Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya
Kendati demikian, melansir Reuters, Senin (14/4/2025), pedoman yang dikeluarkan oleh perencana negara dan regulator energi itu punya pedoman soal bagaimana pembangkit listrik itu dibangun.
Dikatakan, pembangkit listrik tenaga batu baru yang dibangun harus menetapkan standar emisi yang lebih rendah dan juga mendorong peningkatan teknologi pada pembangkit yang sudah ada agar lebih ramah lingkungan.
"Harus punya emisi karbon per unit keluaran listrik 10-20 persen lebih rendah dibandingkan dengan armada pembangkit tahun 2024. Termasuk juga mendorong modernisasi pembangkit yang sudah ada sesuai dengan standar emisi yang baru ditetapkan," tulis pedoman tersebut.
Pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru dibangun dan ditingkatkan juga harus mampu menyesuaikan produksi listrik mereka secara aman dan andal untuk membantu memenuhi permintaan listrik puncak (saat penggunaan listrik tertinggi).
Baca juga: Pertumbuhan PLTU Batu Bara Dunia Turun, Bagaimana Indonesia?
Laporan dari Asosiasi Batu Bara China sendiri mencatat konsumsi batu bara China masih akan terus meningkat hingga tahun 2028, yang sebelumnya diperkirakan mencapai puncaknya tahun ini.
Asosiasi tersebut juga menyebut bahwa peningkatan penggunaan batu bara di sektor listrik dan kimia tahun ini akan mendukung sedikit kenaikan dalam konsumsi batu bara, mengimbangi penurunan permintaan dari industri baja dan bahan bangunan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya